Budidaya Jambu biji – jambu biji adalah salah satu tanaman buah yang banyak
digemari. Tidak hanya untuk buah tetapi dapat dimanfaatkan untuk obat demam
berdarah. Harganya dipasaran juga lumayan tinggi. Buah ini biasanya dijual
dalam bentuk buah segar maupun dalam bentuk olahan minuman sehat.
BUDIDAYA JAMBU BIJIDALAM POT
a. Memilih bibit
Bibit jambu biji. Pilih yang kondisinya
prima. Bibit jambu biji yang baik berasal dari hasil okulasi (penempelan) yang
telah berumur minimal 4 bulan. Sebiaknya, panjang satu cabang tunas telah
mencapai 30 cm dan memiliki 6 pasang daun. Yang paling penting, bibit terbebas
dari hama dan penyakit utama.
b. Cara mudah menanam jambu dalam pot
Maraknya tabulampot membuat jambu biji
juga kerap ditanam di pekarangan dalam wadah pot. Untuk menghasilkan tabulampot
jambu biji sarat buah, tahap penanaman sebaiknya dilakukan dengan benar,
sebagai berikut:
·
Pilih pot yang berukuran besar (diameter
sekitar 1 m) yang terbuat dari plastik, semen atau drum bekas karena tinggi
maksimal tanaman jambu biji bisa mencapai 10 m.
·
Masukkan media tanam yang porous dan
gembur ke dalam pot, bisa berupa campuran tanah merah dan pupuk kandang ayam
(50%:50%).
·
Pindahkan bibit dengan mencungkil atau
membuka plastik yang melekat pada media penanaman secara hati-hati agar akar
tidak rusak ke dalam pot yang sudah berisi media tanam. Agar akar tumbuh lebih
banyak, potong akar tunggangnya sedikit. Untuk menjaga terjadinya penguapan
yang berlebihan, potong lebar daun separuh.
·
Padatkan media tanam di sekitar bibit,
lalu siram tanaman hingga air mulai merembes dari dasar pot.
TEKNIS BUDIDAYA
Pembibitan
Pembibitan pohon jambu
biji dilakukan melalui sistem pencangkokan dan okulasi, walaupun dapat juga
dilakukan dengan cara menanam biji dengan secara langsung.
1. Persyaratan
Benih
Benih yang diambil biasanya dipilih dari
benih-benih yang disukai oleh masyarakat konsumen yang merupakan bibit unggulan
seperti jambu bangkok. Bibit yang baik antara lain yang berasal dari:
·
Buah yang sudah cukup tua.
·
Buahnya tidak jatuh hingga pecah.
·
Pengadaan bibit lebih dari satu jenis
untuk menjamin kemungkinan adanya persarian bersilang.
2. Penyiapan
Benih
Setelah buah dikupas dan diambil
bijinya, lalu disemaikan dengan jalan fermentasi biasa (ditahan selama 1-2
hari) sesudah itu di angin-anginkan selama 24 jam (sehari semalam). Biji
tersebut direndam dengan larutan asam dengan perbandingan 1:2 dari air dan larutan
asam yang terdiri dari asam chlorida (HCl) 25% Asam Sulfat (H2S04) BJ : 1.84,
caranya direndam selama 15 menit kemudian dicuci dengan air tawar yang bersih
sebanyak 3 kali berulang/dengan air yang mengalir selama 10 menit, kemudian
dianginkan selama 24 jam. Untuk menghidari jamur, biji dapat dibalur dengan
larutan Dithane 45, Attracol 70 WP atau fungisida lainnya. Setelah batang pokok
telah mencapai ketinggia 5-6 meter bibit yang disemaikan baru dapat dilakukan
okulasi /cangkok yang kira-kira telah bergaris tengah 1cm dan tumbuh lurus,
kemudian dengan menggunakan pisau okulasi dilakukan pekerjaan okulasi dan
setelah selesai pencangkokan ditaruh dalam media tanah baik dalam bedengan
maupun didalam pot/kantong plastik,setelah tanaman sudah cukup kuat baru
dipindah kelokasi yang telah disiapkan.
3. Teknik
Penyemaian Benih
Pilih lahan yang gembur dan sudah
mendapat pengairan serta mudah dikeringkan disamping itu mudah diawasi untuk
penyemaian. Cara penyemaian adalah sebagai berikut: tanah dicangkul sedalam 20-30
cm sambil dibersihkan dari rumput-rumput, batu-batu dan sisa pepohonan dan
benda keras lainnya, kemudian tanah dihaluskan sehingga menjadi gembur dan
dibuat bedengan yang berukuran lebar 3-4 m dan tinggi sekitar 30 cm, panjang
disesuaikan dengan lahan yang idel sekitar 6-7 m, dengan keadaan bedengan
membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari,
dengan jarak antara bedeng 1 m, dan untuk menambah kesuburan dapat diberi pupuk
hijau, kompos/pupuk kandang sebanyak 40 kg dengan keadaan sudah matang dan
benih siap disemaikan. Selain melalui proses pengecambahan biji juga dapat
langsung ditunggalkan pada bedeng-bedang yang sudah disiapkan, untuk menyiapkan
pohon pangkal lebih baik melalui proses pengecambahan, biji-biji tersebut ditanam
pada bedeng-bedeng yang berjarak 20-30 cm setelah berkecambah sekitar umur 1-2
bulan, sudah tumbuh daun sekitar 2-3 helai maka bibit dapat dipindahkan dari
bedeng persemaian ke bedeng penanaman. Setelah mencapai keinggian 5-6 m, kurang
lebih telah berumur 6-9 bulan pencangkokan atau okulasi dapat dimulai dengan
mengerat cabang sepanjang 10-15 cm kemudian diberi media tanah yang telah
diberi pupuk kandang, kemudian dibalut dengan sabut kelapa atau plastik yang
telah diberi lubang-lubang sirkulasi, kemudian diikat dengan tali plastik
supaya menjaga petumbuhan akar tidak mengalami hambatan. Akar akan tumbuh
dengan cepat, sekitar 2-3 bulan. Mulai dlakukan okulasi dengan mata tangkai
yang telah berumur 1 th, melalui cara Forkert yng disempurnakan, dengan lebar
0,8 cm setinggi 10 cm dari permukaan tanah, setelah dikupas kulitya sebesar 2/3
pada bagian bibir kulit dan setelah berumur 2-3 minggu tali dilepas jika
kelihatan mata tetap konndisi hijau, okulasi dianggap berhasil dan pohon
pangkal diatas okulasi setinggi 5 cm direndahakan supaya memberi kesempatan
mata terebut untuk berkembang dan setelah itu pohon pangkal dipotong, bibit
hasil okulasi dapat dipindah pada pot-pot atau kantong plastik, kemudian
dilakukan pemotongan pada akar tunggang sedikit supaya akar akan lebih cepat
berkebang. Setelah itu baru dilakukan penanaman dalam lobang-lobang bedengan
yang telah dipersiapkan.
4. Pemeliharaan
Pembibitan/Penyemaian
Pemberian pupuk kandang sebelum
disemaikan akan lebih mendorong pertumbuhan benih secara cepat dan merata,
setelah bibit mulai berkecambah sekitar umur 1-1,5 bulan dilakukan penyiraman
dengan menggunakan larutan Atoik 0,05-0,1% atau Gandasil D 0,2%, untuk
merangsang secara langsung pada daun dan akar, sehingga memberikan kekuatan
vital untuk kegiatan pertumbuhan sel. Setelah itu dilakukan penyiraman
pagi-sore secara rutin, hingga kecambah dipindah ke bedeng pembibitan,
penyiraman dilakukan cukup 1 kali tiap pagi hari sampai menjelang mata hari
terbit, alat yang digunakan "gembor" supaya penyiraman dapat merata
dan tidak merusak bedengan, diusahakan supaya air dapat menembus sedalam 3-4 cm
dari permukaan. Selanjutnya dilakukan pendangiran bedengan supaya tetap gembur,
dilakukan setiap 2-3 minggu sekali, rumput yang tumbuh disekitarnya supaya
disiangi, hindarkan dari serangan hama dan penyakit, sampai umur kurang lebih 1
tahun, baru setelah itu dapat dilakukan pengokulasian dengan sistem Fokert yang
sudah disempurnakan, sebelum dilakukan okulasi daun-daun pohon induk yang telah
dipilih mata kulitnya dirontokkan, kemudian setelah penempelan mata kulit
dilakukan, ditunggu sampai mata kulit itu tumbuh tunas, setelah itu batang
diatas tunas baru pada pohon induk di pangkas, kemudian rawat dengan penyiraman
2 kali sehari dan mendangir serta membersihkan rumput-rumput yang ada
disekitarnya. pemberian pupuk daun dengan Gundosil atau Atonik diberikan setiap
2 minggu sekali selama 4 bulan dengan cara disemprotkan melalui daun, tiap
tanaman disemprot 50 cc larutan.
5. Pemindahan
Bibit
Cara pemindahan bibit yang telah berkecambah atau
telah di cangkok maupun diokulasi dapat dengan mencungkil atau membuka plastik
yang melekat pada media penanaman dengan cara hati-hati jangan sampai akar
menjadi rusak, dan pencungkilan dilakukan dengan kedalaman 5 cm, agar tumbuh
akar lebih banyak maka dalam penanaman kembali akar tunggangnya dipotong
sedikit untuk menjaga terjadinya penguapan yang berlebihan, kemudian lebar daun
dipotong separuh. Ditanam pada bedeng pembibitan dengan jarak 6-7 m dan
ditutupi dengan atap yang dipasang miring lebih tinggi di timur, dengan harapan
dapat lebih banyak kena sinar mata hari pagi. Dan dilakukan penyiraman secara
rutin tiap hari 2 kali, kecuali ditanam pada musim penghujan.
Pengolahan Media Tanam
1. Persiapan
Sebagai salah satu syarat dalam
mempersiapkan lahan kebun buah-buahan khususnya Jambu biji dipilih tanah yang
subur, banyak mengandung unsur nitrogen, meskipun pada daerah perbukitan tetapi
tanahnya subur, dilakukan dengan cara membuat sengkedan (teras) pada bagian
yang curam, kemudian untuk menggemburkan tanah perlu di bajak atau cukup
dicangkul dengan kedalaman sekitar 30 cm secara merata. Selanjutnya
diberi pupuk kandang dengan dosis 40 kg/m persegi, kemudian dibuatkan bedengan
dengan ukuran 1,20 m yang panjangnya disesuaikan dengan ukuran yang diperlukan.
2. Pembukaan
Lahan
Tanah yang akan dipergunakan untuk kebun
jambu biji dikerjakan semua secara bersama, tanaman pengganggu seperti
semak-semak dan rerumputan dibuang, dan benda-benda keras disingkirkan kemudian
tanah dibajak atau dicangkul dalam, dengan mempertimbangkan bibit yang mau
ditanam. Bila bibit berasal dari cangkokan pengolahan tanah tidak perlu terlalu
dalam (30 cm), tetapi bila hasil okulasi perlu pengolahan yang cukup dalam (50
cm). Kemudian dibuatkan saluran air selebar 1 m dan ke dalam disesuaikan dengan
kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem pembuangan air yang kurang lancar.
Tanah yang kurus dan kurang humus/ tanah cukup liat diberikan pupuk hijau yang
dibuat dengan cara mengubur ranting-ranting dan dedaunan dengan kondisi seperti
ini dibiarkan selama kurang lebih 1 tahun sebelumnya. Kemudian dilakukan
pemupukan sebanyak 2 kaleng minyak tanah (4 kg) per meter persegi. Dilanjutkan
pembuatan bedengan sesuai dengan kebutuhan.
3. Pembentukan
Bedengan
Tanah yang telah gembur, dibuatkan bedang-bedang
yang berukuran 3 m lebar, panjang sesuai dengan kebutuhan, tinggi sekitar 30
cm. Bagian atas tanah diratakan guna menopang bibit yang akan ditanam. Idealnya
jarak baris penanaman benih sekitar 4 m, dipersiapakan jarak didalam baris
bedengan sepanjang 2,5 m dengan keadaan membujur dari utara ke selatan, supaya
mendapatkan banyak sinar matahari pagi, setelah diberi atap pelindung dengan
jarak antara bedeng 1 m, untuk sarana lalu-lintas para pekerja dan dapat
digunakan sebagai saluran air pembuangan, untuk menambah kesuburan dapat diberi
pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yang sudah matang. Terkecuali apabila
penanaman jenis jambu Bangkok menggunakan jarak tanaman antara 3 x 2 m.
4. Pengapuran
Pengapuran dilakukan apabila dataran
yang berasal dari tambak dan juga dataran yang baru terbentuk tidak bisa
ditanami, selain tanah masih bersifat asam juga belum terlalu subur. Caranya
dengan menggali lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 m, dasar lobang ditaburkan
kapur sebanyak 0,5 liter untuk setiap lobang, guna menetralkan pH tanah hingga
mencapai 4,5-8,2. Setelah 1 bulan dari penaburan kapur diberi pupuk kandang.
5. Pemupukan
Setelah jangka waktu 1 bulan dari pemberian kapur
pada lubang-lubang yang ditentukan kemudian diberikan pupuk kandang dengan
urutan pada bulan pertama diberi NPK dengan dosis 12:24:81 ons/pohon,
bulan kedua dilakukan sama dengan bulan pertama, pada bulan ketiga diberi NPK
dengan dosis 15:15:15 ons/pohon dan bulan ke 4 sampai tanaman berbuah, supaya
jambu tetap bebuah gunakan pupuk kandang yang sudah matang dan ditanamkan
sejauh 30 cm dari batang tanaman. Pemupukan merupakan bagian terpenting yang
peggunaannya tidak dapat sembarangan, terlebih-lebih kalau menggunakan pupuk
buatan seperti NPK, kalau dilakukan berlebihan akan berakibat adanya perubahan
sifat dari pupuk menjadi racun yang akan membahayakan tanaman itu sendiri.
Teknik Penanaman
1. Penentuan
Pola Tanaman
Setelah terjadi proses perkecambahan
biji yang telah cukup umur ditempatan pada bedeng-bedeng yang telah siap. Juga
penyiapan pohon pangkal sebaiknya melalui proses perkecambahan kemudian ditanam
dengan jarak 20 x 30 cm setelah berkecambah dan berumur 1-2 bulan atau telah
tumbuh daun sebanyak 2- 3 helai maka bibit/zaeling dapat dipindahkan pada
bedeng ke dua yang telah dibentuk selebar 3-4 m dengan jarak tanam 7-10 m
dengan kedalaman sekitar 30- 40 cm, jarak antara bedeng selebar 1 m, didahului
perataan tanah ditengah bedengan guna pembuatan lubang-lubang penanaman. Untuk
menghindari sengatan sinar matahari secara langsung dibuat atap yang berbentuk
miring lebih tinggi ke timur dengan maksud supaya mendapatkan sinar matahari
pagi hari secara penuh.
2. Pembuatan
Lubang Tanaman
Pembuatan lubang pada bedeng-bedeng yang
telah siap untuk tempat penanaman bibit jambu biji yang sudah jadi dilakukan
setelah tanah diolah secara matang kemudian dibuat lobang-lobang dengan ukuran
1 x 1 x 0,8 m yang sebaiknya telah dipersiapkan 1 bulan sebelumnya dan pada
waktu penggalian tanah yang diatas dan yang dibawah dipisahkan, nantinya akan
dipergunakan untuk penutup kembali lubang yang telah diberi tanaman, pemisahan
tanah galian tersebut dibiarkan selama 1 minggu dimaksudkan agar jasad renik
yang akan mengganggu tanaman musnah; sedangkan jarak antar lubang sekitar 7-10
m.
3. Cara
Penanaman
Setelah berlangsung selama 1 pekan
lubang ditutup dengan susunan tanah seperti semula dan tanah di bagian atas
dikembalikan setelah dicampur dengan 1 blek (1 blek ± 20 liter) pupuk kandang
yang sudah matang, dan kira-kira 2 pekan tanah yang berada di lubang bekas
galian tersebut sudah mulai menurun baru bibit jambu biji ditanam, penanaman
tidak perlu terlalu dalam, secukupnya, maksudnya batas antara akar dan batang
jambu biji diusahakan setinggi permukaan tanah yang ada disekelilingnya.
Kemudian dilakukan penyiraman secara rutin 2 kali sehari (pagi dan sore),
kecuali pada musim hujan tidak perlu dilakukan penyiraman.
4. Lain-lain
Pada awal penanaman di kebun perlu diberi
perlindungan yang rangkanya dibuat dari bambu/bahan lain dengan dipasang posisi
agak tinggi disebelah timur, agar tanaman mendapatkan lebih banyak sinar
matahari pagi dari pada sore hari, dan untuk atapnya dapat dibuat dari daun
nipah, kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim penghujan,
agar kebutuhan air dapat dipenuhi secara alamiah.
Pemeliharaan Tanaman
Meskipun penanaman
jambu biji mampu tumbuh dan menghasilkan tanpa perlu diperhatikan keadaan tanah
dan cuaca yang mempengaruhinya tetapi akan lebih baik apabila keberadaannya
diperhatikan, karena tanaman yang diperhatikan dengan baik akan memberikan
imbalan hasil yang memuaskan.
1. Penjarangan
dan Penyulaman
Karena kondisi tanah telah gembur dan
mudah tanaman lain akan tumbuh kembali terutama Gulma (tanaman pengganggu),
seperti rumput-rumputan dan harus disiangi sampai radius 1,5-2 m sekeliling tanaman
rambutan. Apabila bibit tidak tumbuh dengan baik segera dilakukan penggantian
dengan bibit cadangan. Dan apabila tumbuh tanaman terlalu jauh jaraknya maka
perlu dilakukan penyulaman dan sebaliknya apabila tumbuhnya sangat berdekatan
penjarangan.
2. Penyiangan
Selama 2 minggu setelah bibit yang
berasal dari cangkokan/ okulasi ditanam di lahan perlu penyiangan dilakukan
hanya pada batang dahan tua (warna coklat) dengan dahan muda (warna hijau) dan
apabila buah terlalu banyak, tunas yang ada dalam satu ranting bisa dikurangi,
dengan dikuranginya tunas yang tidak diperlukan akan berakibat buah menjadi
besar dan menjadi manis rasanya. Khusus jambu non biji dengan membatasi
percabangan buahnya maksimal 3 buah setelah panjang 30-50 cm dilakukan
pangkasan, dan setelah tumbuh cabang tersier segera dilenturkan ke arah
mendatar, guna untuk merangsang tunas bunga dan buah yang akan tumbuh.
3. Pembubunan
Supaya tanah tetap gembur dan subur pada
lokasi penanaman bibit jambu biji perlu dilakukan pembalikan dan penggemburan
tanah supaya tetap dalam keadaan lunak, dilakukan setiap 1 bulan sekali hingga
tanaman bisa dianggap telah kuat betul.
4. Perempalan
Agar supaya tanaman jambu biji
mendapatkan tajuk yang rimbun, setelah tanaman berumur 2 tahun segera dilakukan
perempelan/ pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya. Disamping untuk memperoleh
tajuk yang seimbang juga berguna memberi bentuk tanaman, juga memperbanyak dan
mengatur produksi agar tanaman tetap terpelihara dan pemangkasan juga perlu
dilakukan setelah masa panen buah berakhir, dengan harapan agar muncul
tajuk-tajuk baru sebagai tempat munculnya bunga baru pada musim berikutnya
dengan hasil lebih meningkat atau tetap stabil keberadaannya.
5. Pemupukan
Untuk menjaga agar kesuburan lahan
tanaman jambu biji tetap stabil perlu diberikan pupuk secara berkala dengan
aturan:
·
Pada tahun 0-1 umur penanaman bibit
diberikan pada setiap pohon dengan campuran 40 kg pupuk kandang, 50 kg TSP, 100
gram Urea dan 20 gram ZK dengan cara ditaburkan disekeliling pohon atau dengan
jalan menggali di sekeliling pohon sedalam 30 cm dan lebar antara 40-50 cm,
kemudian masukkan campuran tersebut dan tutup kembali dengan tanah galian
sebelumnya. Tanaman bisa berbuah 2 kali setahun.
·
Pemupukan tanaman umur 1-3 tahun,
setelah tanaman berbuah 2 kali. Pemupukan dilakukan dengan NPK 250 gram/pohon,
dan TSP 250 gram/pohon, dan seterusnya cara seperti ini dilakukan setiap 3
bulan sekali dengan TSP dan NPK dengan takaran sama.
·
Pemupukan tanaman umur 3 tahun keatas,
Kalau pertumbuhan tanaman kurang sempurna, terutama terlihat pada pertumbuhan
tuas hasil pemangkasan raning, berarti selain TSP dan NPK dengan ukuran yang
sama tanaman memerlukan pupuk kandang sebanyak 2 kaleng minyak per pohon. Cara
pemupukan dilakukan dengan membuat torakan yang mengelilingi tanaman persis di
bawah ujung tajuk dengan kedalaman sekitar 30-40 cm dan pupuk segera di tanam
dalam torakan tersebut dan ditutup kembali dengan bekas galian terdahulu.
6. Pengairan
dan Penyiraman
Selama dua minggu pertama setelah bibit
yang berasal dari cangkokan atau okulasi ditanam, penyiraman dilakukan sebanyak
dua kali sehari, pagi dan sore. Dan minggu-minggu berikutnya penyiraman dapat
dikurangi menjadi satu kali sehari. Apabila tanaman jambu biji telah tumbuh
benar-benar kuat frekuensi penyiraman bisa dikurangi lagi yang dapat dilakukan
saat-saat diperlukansaja. Dan bila turun hujan terlalu lebat diusahakan agar
sekeliling tanaman tidak tegenang air dengan cara membuat lubang saluran untuk
mengalirkan air. Sebaliknya pada musim kemarau tanah kelihatan merekah maka
diperlukan penyiraman dengan menggunakan pompa air 3 PK untuk lahan seluas
kurang lebih 3000 m2 dan dilakukan sehari sekali tiap sore hari.
7. Waktu
Penyemprotan Pestisida
Guna menjaga kemungkinan tumbuhnya
penyakit atau hama yang ditimbulkan baik karena kondisi cuaca dan juga dari
hewan-hewan perusak, maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida pada umumnya
dengan nogos, antara 15-20 hari sebelum panen dan juga perlu disemprot dengan
sevin atau furadan terutama untuk menghindarkan adanya ulat jambu, tikus atau
jenis semut-semutan, disamping itu penyemprotan dilakukan dengan fungisida
jenis Delsene 200 MX guna memberantas cendawan yang akan mengundang hadirnya
semut-semut. Disamping itu juga digunakan insektisida guna memberantas lalat
buah dan kutu daun disemprot 2 x seminggu dan setelah sebulan sebelum panen
penyemprotan dihentikan.
8. Pemeliharaan
Lain
Untuk memacu munculnya bunga Jambu biji
diperlukan larutan KNO3 (Kalsium Nitrat) yang akan mempercepat 10 hari lebih
awal dari pada tidak diberi KNO3 dan juga mempunyai keunggulan memperbanyak
"dompolan" bunga (tandan) jambu biji pada setiap stadium (tahap
perkembangan) dan juga mempercepat pertumbuhan buah jambu biji, cara pemberian
KNO3 dengan jalan menyemprotkan pada pucuk-pucuk cabang dengan dosis antara 2-3
liter larutan KNO3 untuk setiap 10 pucuk tanaman dengan ukuran larutan KNO3
adalah 10 gram yang dilarutkan dengan 1 liter pengencer teknis.
ads