Budidaya Kembang Kol – Tanaman ini adalah tanaman yang hidup di dataran
tinggi triopka dan wilayah dengan lintang lebih tinggi, beberapa kultivar dapat
membentuk bunga di dataran rendah sekitar khatulisiwa. Daerah dataran tinggi
(pegunungan) adalah pusat budidaya kubis bunga. Walaupun biasanya hanya bagian massa bunga yang dimanfaatkan
sebagai sayuran yang mengandung mineral cukup lengkap, daun tanaman ini bisa
dimakan dan rasanya manis tanpa ada rasa pahit.
BUDIDAYA KEMBANG KOL
Syarat Pertumbuhan
1.
Iklim
Kubis bunga merupakan tanaman sayuran yang berasal dari daerah
sub tropis. Di tempat itu kisaran temperatur untuk pertumbuhan kubis bunga
yaitu minimum 15.5-18 derajat C dan maksimum 240C. Kelembaban
optimum bagi tanaman blumkol antara 80-90%. Dengan diciptakannya kultivar baru
yang lebih tahan terhadap temperatur tinggi, budidaya tanaman kubis bunga juga
dapat dilakukan di dataran rendah (0-200 m dpl) dan menengah (200-700 m dpl).
Di dataran rendah, temperatur malam yang terlalu rendah menyebabkan terjadinya
sedikit penundaan dalam pembentukan bunga dan umur panen yang lebih panjang.
2.
Media Tanam
Tanah lempung berpasir lebih baik untuk budidaya kubis bunga
daripada tanah berliat. Tetapi tanaman ini toleran pada tanah berpasir atau
liat berpasir. Kemasaman tanah yang baik antara 5,5-6,5 dengan pengairan dan
drainase yang memadai. Tanah harus subur, gembur dan mengandung banyak bahan
organik. Tanah tidak boleh kekurangan magnesium (Mg), molibdenum (Mo) dan Boron
(Bo) kacuali jika ketiga unsur hara mikro tersebut ditambahkan dari pupuk.
3.
Ketinggian Tempat
Di Indonesia, sebenarnya kubis bunga hanya cocok dibudidayakan
di daerah pegunungan berudara sejuk sampai dingin pada ketinggian 1.000-2.000 m
dpl.
Teknis Budidaya
Pembibitan
1.
Persyaratan Benih
Benih yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a) Benih utuh, artinya
tidak luka atau tidak cacat.
b) Benih harus bebas
hama dan penyakit.
c) Benih harus murni,
artinya tidak tercampur dengan biji-biji atau benih lain serta bersih dari
kotoran.
d) Benih diambil dari
jenis yang unggul atau stek yang sehat.
e) Mempunyai daya
kecambah 80% sehingga untuk satu hektar kebun diperlukan 100-250 gram
tergantung pada ukuran benih
f) Benih yang baik
akan tenggelam bila direndam dalam air.
2.
Penyiapan Benih
Penyiapan benih dimaksudkan untuk mempercepat perkecambahan
benih dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Cara-cara
penyiapan adalah sebagai berikut:
a.
Sterilisasi benih, dengan merendam benih dalam larutan fungisida
dengan dosis yang dianjurkan atau dengan merendam benih dalam air panas 55
derajat C selama 15-30 menit.
b.
Penyeleksian benih, dengan merendam biji dalam air, dimana benih
yang baik akan tenggelam.
c.
Rendam benih selama ± 12 jam atau sampai benih terlihat pecah
agar benih cepat berkecambah.
Benih harus disemai
dan dibumbun sebelum dipindahtanam ke lapangan. Penyemaian dapat dilakukan di
bedengan atau langsung di bumbung (koker). Bumbung dapat dibuat dari daun
pisang, kertas makanan berplastik atau polybag kecil.
Teknik PenyemaianBenih
Hal yang perlu
diperhatikan dalam penentuan lokasi persemaian antara lain: \
(1) tanah tidak
mengandung hama dan penyakit atau faktor-faktor lain yang merugikan; (2) lokasi
mendapat penyinaran cahaya matahari cukup; dan
(3) dekat dengan
sumber air bersih.
Penyemaian dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.
Penyemaian di bedengan
Sebelum bedengan dibuat, lahan diolah sedalam 30 cm lalu dibuat
bedengan selebar 110-120 cm memanjang dari arah utara ke selatan. Tambahkan
ayakan pupuk kandang halus dan campurkan dengan tanah dengan perbandingan 1:2
atau 1:1. Bedengan dinaungi dengan naungan plastik, jerami atau daun-daunan
setinggi 1,25-1,50 m di sisi timur dan 0,8-1,0 m di sisi Barat. Penyemaian
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu disebar merata di atas bedengan atau
disebar di dalam barisan sedalam 0,2-1,0 cm. Cara pertama memerlukan benih yang
lebih sedikit daripada cara kedua. Sekitar 2 minggu setelah semai, bibit
dipindahkan ke dalam bumbung. Bumbung dapat dibuat dari daun pisang atau kertas
berplastik dengan ukuran diameter 4-5 cm dan tinggi 5 cm atau berupa polibag
7x10 cm yang memiliki dua lubang kecil di kedua sisi bagian bawahnya. Bumbung
diisi media campuran ayakan pupuk kandang matang dan tanah halus dengan
perbandingan 1:2 atau 1:1. Keuntungannya adalah hemat waktu, permukaan petak
semaian sempit dan jumlah benih persatuan luas banyak. Sedangkan kelemahannya
adalah penggunaan benih banyak, penyiangan gulma sukar, memerlukan tenaga kerja
terampil terutama saat pemindahan bibit ke lahan.
2.
Penyemaian di bumbung (koker atau polybag)
Dengan cara ini, satu per satu benih dimasukkan ke dalam bumbung
yang dibuat dengan cara seperti di atas. Bumbung dapat terbuat dari daun pisang
atau daun kelapa dengan ukuran diameter dan tinggi 5 cm atau dengan polybag
kecil yang berukuran 7-8 cm x 10 cm. Media penyemaian adalah campuran tanah
halus dengan pupuk kandang (2:1) sebanyak 90%. Sebaiknya media semai
disterilkan dahulu dengan mengkukus media semai pada suhu udara 55-100 derajat
C selama 30-60 menit atau dengan menyiramkan larutan formalin 4%, ditutup
lembar plastik (24 jam), lalu diangin-anginkan. Cara lain dengan mencampurkan
media semai dengan zat fumigan Basamid-G (40-60 gram/m2) sedalam 10-15 cm,
disiram air sampai basah dan ditutup dengan lembaran plastik (5 hari), lalu
plastik dibuka, dan lahan diangin-anginkan (10-15 hari).
3.
Kombinasi cara a) dan b).
Pertama benih disebar di petak persemain, setelah berumur 4-5
hari (berdaun 3-4 helai), dipindahkan ke dalam bumbung.
4.
Penanaman langsung.
Yaitu dengan menanam benih langsung ke lahan. Kelebihannya
adalah waktu, biaya dan tenaga lebih hemat, tetapi kelemahannya adalah
perawatan yang lebih intensif. Lahan persemaian dapat diganti dengan kotak
persemaian dan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
(1) buat medium terdiri dari tanah, pasir dan pupuk kandang
(1:1:1);
(2) buat kotak persemaian kayu (50-60 cm x 30-40 cm x 15-20 cm)
dan lubangi dasar kotak untuk drainase;
(3) masukkan medium kedalam kotak dengan tebalan 10-15 cm.
PemeliharaanPembibitan/Penyemaian
1.
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari
tergantung cuaca.
2.
Pengatur naungan persemaian dibuka setiap pagi hingga pukul
10.00 dan sore mulai pukul 15.00. Diluar waktu diatas, cahaya matahari terlalu
panas dan kurang menguntungkan bagi bibit.
3.
Penyiangan dilakukan terhadap tanaman lain yang dianggap
mengganggu pertumbuhan bibit, dilakukan dengan mencabuti rumput-rumput/gulma
lainnya yang tumbuh disela-sela tanaman pokok.
4.
Dilakukan pemupukan larutan urea dengan konsentrasi 0,5
gram/liter dan penyemprotan pestisida 1/2 dosis jika diperlukan.
5.
Hama yang menyerang biji yang belum tumbuh dan tanaman muda
adalah semut, siput, bekicot, ulat tritip, ulat pucuk, molusca dan cendawan.
Sedangkan, penyakit adalah penyakit layu. Pencegahan dan pemberantasan
digunakan Insektisida dan fungisida seperti Furadan 3 G, Antrocol, Dithane,
Hostathion dan lain-lain.
Pemindahan Bibit
Bibit dipindah tanam ke lapangan setelah memiliki 3-4 helai daun
atau kira-kira berumur 1 bulan.
1.
Pengolahan Media Tanam
a.
Pembentukan Bedengan
Lahan dibersihkan dari tanaman liar dan sisa-sisa akar,
dicangkul sedalam 40-50 cm, lalu dibuat bedengan selebar 80-100 cm, tinggi 35
cm dengan jarak antar bedengan 40 cm. Pada lahan miring perlu dibuat parit di antara
bedengan tetapi jika lahan datar, parit ini tidak perlu dibuat.
b.
Pengapuran
Pengapuran hanya dilakukan jika pH tanah lebih rendah dari 5,5
dengan dosis kapur yang sesuai dengan nilai pH tanah tetapi umumnya berkisar
antara 1-2 ton/ha dalam bentuk kalsit atau dolomit. Kapur dicampurkan merata
dengan tanah pada saat pembuatan bedengan.
c.
Pemupukan
Pada saat pembuatan bedengan berlangsung, campurkan 12,5-17,5
ton/ha pupuk kandang matang ditambahkan dengan asumsi populasi tanaman per
hektar antara 25.000-35.000. Selain itu juga diberikan pupuk dasar berupa ZA,
urea, SP-36 dan KCl dengan dosis masing-masing 250 kg disebar merata dan
dicampur dengan tanah di bedengan. Setelah itu lubang tanam dibuat dengan
menggunakan cangkul.
2.
Teknik Penanaman
a.
Penentuan Pola Tanaman
Jarak tanam kubis bunga adalah 50 x 50 cm untuk kultivar yang
tajuknya melebar dan 45 x 65 cm untuk kultivar tegak. Waktu tanam terbaik di
pagi hari antara jam 06.00-09.00 atau sore hari antara jam 03.00-05.00.
b.
Cara Penanaman
Bibit di dalam bumbung daun pisang ditanam langsung tanpa
membuang bumbungnya. Jika digunakan bumbung kertas berplastik atau polibag,
bibit dikeluarkan dengan cara membalikkan bumbung dan mengeluarkan bibit dengan
hati-hati tanpa merusak akar. Satu bibit di tanam di dalam lubang tanam dan
segera disiram sampai tanah menjadi basah benar.
3.
Pemeliharaan
a. Penyulaman
Jika ada tanaman yang
rusak atau mati, penyulaman dapat dilakukan sampai sebelum tanaman berumur
kira-kira 2 minggu.
b. Penyiangan
Penyiangan yang
bersamaan dengan penggemburan dilakukan bersama-sama dengan pemupukan susulan
yaitu pada 7-10 hari setelah tanam (hst), 20 hst dan 30-35 hst. Penyiangan dan
penggemburan harus dilaksanakan dengan hati-hati dan jangan terlalu dalam agar
tidak merusak akar kubis bunga yang dangkal. Pada akhir pertumbuhan vegetatif
(memasuki masa berbunga) penyiangan dihentikan.
4.
Perempalan
Perempelan tunas cabang dilakukan seawal mungkin supaya ukuran
dan kualitas massa bunga yang terbentuk optimal. Segera setelah terbentuk massa
bunga, daun-daun tua diikat sedemikian rupa sehingga massa bunga ternaungi dari
cahaya matahari. Penutupan ini berfungsi untuk mempertahankan warna bunga
supaya tetap putih.
5.
Pemupukan
Selama masa pertumbuhan tanaman diberi pupuk susulan sebanyak 3
kali.
6.
Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dilakukan secara rutin di pagi atau sore hari. Pada
musim kemarau penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari terutama pada saat tanaman
berada pada fase pertumbuhan awal dan pembentukan bunga.
Panen
a.
Ciri dan Umur Panen
Pemanenan dilakukan saat massa bunga mencapai ukuran maksimal
dan mampat. Umur panen antara 55-100 hari tergantung dari kultivar.
b.
Cara Panen
Sebaiknya panen dilakukan di pagi atau sore hari dengan cara
memotong tangkai bunga bersama sebagian batang dan daunnya sepanjang 25 cm.
Pascapanen
a.
Pengumpulan
Setelah bunga kubis dipanen, hasil panen disimpan di tempat yang
teduh untuk dilakukan sortasi.
b.
Penyortiran
Sortasi dilakukan berdasarkan diameter kepala bunga yang dibagi
menjadi 4 kelas yaitu > 30 cm, 25-30 cm, 20-25 cm dan 15-20 cm.
c.
Penyimpanan
Penyimpanan terbaik di ruang gelap pada temperatur 20 derajat C,
kelembaban 75-85% atau kamar dingin dengan temperatur 4.4 derajat C dengan
kelembaban 85-95%. Pada ruangan-ruangan tersebut kubis akan tetap segar selama
2-3 minggu.
d.
Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan dilakukan dalam peti kayu dengan kapasitas 25-30 kg.
Untuk transportasi jarak jauh, sertakan kira-kira 6 helai daun dan daun yang
berada di atas massa bunga dipatahkan untuk menutupi bunga. Untuk transportasi
jarak dekat ujung-ujung daun dipotong.
ads