Budidaya Tanaman Kina – Tanaman kina merupakan jenis tanaman obat yang berbentuk pohon, dengan cabang
berbentuk galah, berwarna merah, kulit kayu mengandung alkaloid. Daun yang berbentuk elips, berwarna hijau dan bila sudah
gugur berwarna merah tua. Bentuk tulang daun menyirip sebanyak 11-12 pasang. Daun
penumpu sangat lebar, berwarna merah. Kelopak bunga berbentuk tabung, bulat
bentuk gasing dan berbau wangi. Bentuk bulat telur sampai gelendong. Tanaman satu ini memiliki manfaat dan
khasiat untuk obat tradisional.
BUDIDAYATANAMAN KINA YANG BENAR
Kina merupakan tanaman obat berupa pohon yang berasal dari Amerika
Selatan di sepanjang pegunungan Andes yang meliputi wilayah Venezuela,
Colombia, Equador, Peru sampai Bolivia. Daerah tersebut meliputi hutan-hutan
pada ketinggian 900-3.000 mdpl. Bibit tanaman kina yang masuk ke Indonesia
tahun 1852 berasal dari Bolivia, tetapi tanaman kina yang tumbuh dari biji
tersebut akhirnya mati. Pada tahun 1854 sebanyak 500 bibit kina dari Bolivia
ditanam di Cibodas dan tumbuh 75 pohon yang terdiri atas 10 klon.
SYARAT TUMBUH
1.
Iklim
- Angin
yang kencang dan lama menyebabkan banyak kerusakan karena patahnya cabang
dan gugurnya daun.
- Curah
hujan tahunan untuk lokasi budidaya kina yang ideal adalah 2.000-3.000mm/
tahun dan merata sepanjang tahun.
- Tanaman
ini memerlukan penyinaran matahari yang tidak terlalu terik.
- Tanaman
tumbuh baik pada temperatur antara 13,5-21 derajat C.
- Tanaman
menghendaki daerah beriklim lembab dengan kelembaban relatif harian
minimum dalam satu tahun 68 % dan 97 %.
2.
Media Tanam
- Tanah
yang cocok untuk tanaman kina adalah subur, gembur, banyak mengandung
bahan organik, tidak bercadas dan berbatu.
- Derajat
keasaman (pH) antara 4,6-6,5 dengan pH optimum 5,8.
3.
Ketinggian Tempat
Di daerah asalnya di pegunungan Andes tanaman ini tumbuh pada
ketinggian 1050 – 1500 m diatas permukaan laut (dpl). Di Indonesia tanaman ini
menyukai daerah dengan ketinggian 800-2.000 m dpl dengan ketinggian optimum
untuk budidaya tanaman kina adalah 1.400-1.700 m dpl.
PEMBIBITAN
Pembibitan kina dapat diperbanyak dengan cara vegetatif.
Penyediaan bahan tanaman dilaksanakan dengan semai sambung, stek sambung, semai
ledger, dan stek ledger. Di Indonesia penyiapan dilakukan dengan cara stek
sambung.
1.
Pembibitan Semai Sambung
Ø Batang bawah : Batang
bawah adalah semai kina succi yang ditanam di kebun dan batang atas entres kina
ledger. Penyambungan dilaksanakan pada saat bibit bawah berumur 8-12 bulan,
tinggi 30-40 cm dan diameter batang 1 cm. Satu-dua minggu sebelum penyambungan
daun semai succi dirempel sampai ketinggian 20-25 cm dari permukaan tanah.
Ø Entres batang atas :
Didapat dari tanaman berumur 3-5 tahun dengan daya regenerasi optimal. Setiap 5
tahun pohon induk entres dipangkas setinggi 1 m dari permukaan tanah agar ranting
entres selalu muda.
Ø Penyambungan : Batang
bawah, pada ketinggian 4-5 cm dari permukaan tanah, disayat dari atas ke bawah
sepanjang 1,5 cm. Siapkan entres kina ledger (1 cm) yang daunnya sudah dibuang
dan runcingkan bagian bawah entres. Selipkan entres ke sayatan di batang bawah,
ikat dengan tali bambu dan oleskan lilin sambungan penutup luka (lilin
dicairkan dulu) sampai tertutup rapat. Penyambungan dilakukan sekitar pukul
12.00, jika cuaca tidak terik dapat dilakukan sampai pukul 14.00. Setelah sambungan
berumur 3 minggu tunas entres telah tumbuh, pucuk batang bawah succi dipotong.
Pada saat umur 7-8 minggu panjang tunas 3-4 cm batang bawah dipotong
setengahnya. Setelah berumur 12 minggu dan panjang tunas sambungan 12 cm,
batang suci dipotong kira-kira 1 cm dari sambungan.
Ø Pemeliharaan :
Pemeliharaan yang dilakukan selama periode persemaian bibit ini (disebut
persemaian II) adalah penyiangan, pemberantasan hama-penyakit dan pemupukan.
Pupuk diberikan setiap 3 bulan dimulai pada waktu bibit sambungan berumur 2
bulan dan berakhir 1 bulan sebelum dicabut (dipindahtanam). Pupuk berupa
160-200 g Urea, 80-100 g TSP dan 160-200 g KCl yang diberikan dalam larikan
sedalam 2-3 cm di antara barisan bibit setelah disiangi.
Ø Pindah tanam : Bibit
dipindahkan ke kebun produksi saat berumur 1 tahun di persemaian II, tinggi 40
- 50 cm dan akar tunggang 50 cm. Seminggu sebelum bibit dibongkar 2/3 bagian
daun dibuang dan sehari sebelum dibongkar tanah pembibitan disiram air sampai
basah. 50 bibit diikat menjadi satu.
2.
Pembibitan Stek Sambung.
Ø Batang bawah Succi :
Berasal dari batang muda atau tunas-tunas dari bekas tebangan, bukan dari
cabang. Pohon induk yang baik dipilih dari pohon yang pertumbuhannya cepat dan
mudah berakar dalam penyetekan. Bahan stek diambil setelah tunas berumur 8-12
bulan dan, mempunyai ukuran sebesar pinsil.
Ø Batang atas ledger :
Pohon induk batang atas ledger dipilih dari klon-klon yang dianjurkan. Pohon
induk ditanam pada jarak 1,25 cmx1,25 cm, lokasi kebun dipilih datar, dekat
tempat pembibitan. Pohon induk yang siap diambil
steknya pada umur 3-5 tahun.
steknya pada umur 3-5 tahun.
Ø Bahan tanaman dan
penyambungan : Batang bawah succi yang baik diambil dari pertumbuhan tunas
berumur 10-12 bulan yang dipotong pada pohon induk sampai pangkal pangkasan.
Semua daun dibuang, batang dibungkus dengan batang pisang dan disimpan di
tempat teduh. Bahan stek diambil dari bagian batang yang masih berair, berwarna
coklat muda dan agak tua. Batang dipotong miring 45-60° menjadi stek-stek
berukuran 10 cm dengan satu mata tunas. Bagian sisi ujung atas batang bawah dibelah
sedalam 1,5-2,0 cm untuk menyelipkan batang atas. Pohon induk batang atas
ledger terbaik berumur 3-5 tahun setelah pemangkasan. Batang atas hanya diambil
pucuknya sekitar 12 cm, terdiri dari 3-4 ruas paling ujung. Pangkal pucuk
dipotong runcing sepanjang 2 cm. Batang atas diselipkan ke belahan batang
bawah, diikat dengan tali bambu.
Ø Media tanam : Pembibitan
stek sambung dilakukan di kantung plastik/polibag ukuran 12x25 cm. Pada
sekeliling dan di tengah polibag bagian bawah diberi luang-lubang. Media tanaman
berupa tanah andosol dengan pH 4,6- 6,0 yang diisikan ke dalam polibag sebanyak
2/3 bagiannya. Sebelumnya tanah disterilkan dengan larutan Trimaton 150 ml/15 l
atau Vapam 250 ml/15 l untuk 1 m 3 .
Ø Penanaman stek : Media
dalam polibag disiram sampai lembab, oleskan Rootone (perangsang akar) pada
ujung tanaman stek sambung lalu tanamkan pada media sedalam 5 cm. Padatkan
tanah di sekitar stek supaya tanaman tegak.
Ø Penyungkupan : Bedengan
diberi sungkup plastik dengan rangka dari bambu, besi atau kawat dengan
jari-jari 50-70 cm dengan tinggi puncak 70 cm. Sungkup jangan bocor dan air
hujang yang menggenangi plastik harus dibuang.
Ø Pemeliharaan :
Penyiraman dilakukan 3-4 minggu sekali. Sungkup dibuka setelah stek berumur 3-4
bulan dan tinggi 20-25 cm. Pembukaan dilakukan secara bertahap. Jika hujan,
sungkup ditutup. Pada bulan ke 6 sungkup dibuka sama sekali dan pada bulan ke 7
dilakukan seleksi bibit. Tanaman diberi pupuk daun Gandasil atau Bayfolan
0,2-0,3% setiap minggu atau urea 0,2%. Pemupukan hanya dilakukan pada bibit
yang tumbuhnya lambat sebanyak 1-5 g NPK 15-15-15/polibag. Penyiangan.dilakukan
dengan tangan, penyemprotan insektisida dilakukan jikaada gejala serangan.
Ø Pindah tanam : Bibit
dipindahkan ke kebun setelah berumur 10-12 bulan, tinggi 40-50 cm. Dan akar
telah mencapai dasar polibag.
3.
Pembibitan Semai Ledger
Ø Bibit semai kina ledger
: Adalah bibit semai dari biji kina ledger yang berasal dari poliklonal dengan
klon-klon yang terpilih dan dipelihara khusus. Penyiapan bibit relatif singkat
hanya 1,5 tahun karena tidak perlu penyambungan.
Ø Persemaian : Dilakukan
langsung pada bedengan atau dengan memakai polibag berukuran 12 x 25 cm berisi
tanah hutan.
Ø Pindah tanam : Bibit
dipindahtanamkan pada umur 1 tahun dan tinggi 40-50 cm. Bibit dari bedengan
dipindahkan dengan cara dicabut sedangkan bibit dari polibag dipindahkan dengan
tanahnya setelah polibag disobek dengan hati-hati.
4.
Pembibitan Stek Ledger
Ø Stek ledger : Setek
ledger adalah bibit kina dari pucuk ledger. Tanaman kina ledger umumnya sulit dikembangbiakan
dengan stek. Bahan stek yang digunakan adalah pucuk, dari pohon induk yang
telah berumur 3-5 tahun, dan setiap 3-5 tahun harus dipangkas setinggi 25-30 cm
dari sambungan. Pohon induk ditanam dari bibit semai sambung dengan jarak tanam
1,25x1,25 m. Bahan stek dipilih dari pucuk yang coklat muda, masih berair
tetapi sudah agak tua dengan panjang 20-25 cm dan dipetik di pagi hari. Panjang
stek 12-15 cm terdiri dari 3-4 ruas. Sebelum ditanam daun dibuang /dirompes
setengahnya.
Ø Pembibitan : Persiapan
pembibitan, media, bedengan, penanaman stek, penyungkupan dan pemeliharaan sama
dengan pembibitan stek sambung. Bibit dipindahtanamkan ke lapangan umur 10-12
bulan, tinggi rata-rata 40-50 cm.
PENGOLAHAN MEDIA TANAM
Pengolahan tanah dimaksudkan untuk mendapatkan tanah yang gembur,
bersih dari tunggul sisa-sisa akar dan gulma. Pengolahan tanah pertama
dilakukan dengan pencangkulan tanah sedalam 60 cm, dan pengolahan tanah ke dua
sedalam 40 cm dilakukan 2-3 minggu setelah pengolahan tanah pertama. Pada
pertanian organic saat pengolahan tanah yang kedua yaitu menghancurkan
bongkahan dan membuat struktur tanah lebih remah dan gembur, juga dilakukan
penebaran pupuk kandang atau kompos sekitar 50 – 60 ton per hektar sebagai
pupuk dasar.
1.
Persiapan Lahan : Setelah pengolahan tanah dilakukan pengukuran
dan pematokan dengan memberi tanda, setiap 20 m ke arah mendatar, ke arah
kemiringan atas dan bawah. Dengan demikian terbentuk petakan-petakan areal
seluas 20 x 20 m2 = 400m 2 yang disebut satu patok. Tanda-tanda patok berupa
hanjuang dipelihara dengan baik dan mati segera diganti.
2.
Pengapuran : Pengapuran hanya dilakukan jika pH tanah lebih rendah
dari 4,5 dengan dosis kapur yang sesuai dengan keperluan. Kapur berupa dolomit,
kalsit, dicampurkan merata 100gram/lubang.
3.
Pemupukan (sebelum tanam) : Pupuk untuk memacu pertumbuhan bibit
diberi 50 gram TSP. Diberikan dalam larikan sekitar tanaman.
TEKNIK PENANAMAN
1.
Penentuan Pola Tanaman : Pola penanaman tergantung tofografi
lahan. Tiga macam jarak tanam yaitu jarak tanam rapat 75 cm x 75 cm, jarak
tanam menengah 100 cm x 100 cm, dan jarak tanam lebar yaitu 1,25 cm x 1,25 cm.
PTP Nusantara VIII di Bukit Tunggul menerapkan jarak tanam 100 x 150 cm dengan
populasi tanaman per hektar sekitar 6.500.
2.
Pembutan Lubang Tanam : Pengajiran untuk pedoman penanaman
sehingga sesuai dengan pola dan jarak tanam yang dibuat. Lubang tanam dengan
ukuran 20 cm x 20 cm x 40 cm (untuk bibit dari polibag) dan 30 cm x 30 cm x 40
cm (untuk bibit cabutan).
3.
Cara Penanaman :
1. Bibit cabutan : Panjang
akar bibit sekitar 30 cm, tinggi bibit 40-50 cm dan 2/3 daunnya dirompes.
Masukkan bibit dengan tegak jangan miring. Tanah timbunan dipadatkan dengan
cara diinjak dengan kaki, kemudian diratakan.
2. Bibit dalam Polibag :
Polibag dibuka dengan cara menyobeknya lalu bibit ditanam bersama medianya,
disangga dengan belahan bambu, ditimbun dengan tanah. Tanah di sekitar batang
dipadatkan dan tanaman disiram.
3. Tanaman pelindung :
Tanaman ini berfungsi sebagai penutup tanah dan memperbaiki iklim mikro agar
lebih segar. Tanaman berupa legum Crotalaria
atauTephrosia yang ditanam selama 3 tahun.
atauTephrosia yang ditanam selama 3 tahun.
4. Perioda Tanam : Masa
penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan yaitu pada bulan September
dan biasanya di saat kondisi tidak terlalu terik untuk menghindari penguapan
yang terlalu banyak dari bibit yang akan ditanam. Dengan menentukan masa tanam
secara tepat maka akan menentukan
keberhasilan pertumbuhan tanaman.
keberhasilan pertumbuhan tanaman.
PEMELIHARAAN TANAMAN
1. Penyulaman : Penyulaman
dilakukan satu bulan setelah penanaman, dilakukan secara terus-menerus sampai 3
bulan, menjelang kemarau. Penyulaman pada tahun ke tiga tidak dianjurkan.
Kebutuhan bibit sulaman maksimum 10% dan pada tahun kedua 5%
2. Penyiangan : Penyiangan
dimaksudkan untuk penggemburan tanah sedalam 10 cm dengan menggunakan cangkul.
Penyiangan dilakukan 1,5–2 bulan sekali. Kegiatan penyiangan sampai umur 2-3
tahun.
3. Pembubunan : Untuk
pertanaman kina sebenarnya tidak diperlukan kegiatan pembubunan karena memang
tanaman ini merupakan tanaman pohon
yang berumur dalam. Namun demikian pada tanaman muda dapat dilakukan kegiatan ini untuk menimbun kembali tanah di sekitar daerah perakaran yang terbawa air dan dilakukan sekaligus pada saat pemberian pupuk organic kompos setiap 3 – 4 bulan sekali agar pertumbuhan perakarannya lebih baik.
yang berumur dalam. Namun demikian pada tanaman muda dapat dilakukan kegiatan ini untuk menimbun kembali tanah di sekitar daerah perakaran yang terbawa air dan dilakukan sekaligus pada saat pemberian pupuk organic kompos setiap 3 – 4 bulan sekali agar pertumbuhan perakarannya lebih baik.
4. Pemupukan :
a. Pemupukan Organik : Pemupukan secara organic dengan menggunakan pupuk kompos yang merupakan pupuk organic komplek bias diberikan sbb: Untuk tanaman muda dilakukan pemupukan secara rutin setiap 2 – 3 bulan sekali sebanyak 5 – 7 kg per tanaman. Sedangkan untuk tanaman yang telah tua (diatas 3 tahun) bias dilakukan pemupukan kompos organic setiap 6 bulan sekali sebanyak 10 – 12 kg pertanaman. Adapun pemberian pupuk di sekitar batang tanaman di daerah perakaran dilakukan sekaligus dengan pekerjaan dangir dan penyiangan.
b. Pemupukan Konvensional
a. Pemupukan Organik : Pemupukan secara organic dengan menggunakan pupuk kompos yang merupakan pupuk organic komplek bias diberikan sbb: Untuk tanaman muda dilakukan pemupukan secara rutin setiap 2 – 3 bulan sekali sebanyak 5 – 7 kg per tanaman. Sedangkan untuk tanaman yang telah tua (diatas 3 tahun) bias dilakukan pemupukan kompos organic setiap 6 bulan sekali sebanyak 10 – 12 kg pertanaman. Adapun pemberian pupuk di sekitar batang tanaman di daerah perakaran dilakukan sekaligus dengan pekerjaan dangir dan penyiangan.
b. Pemupukan Konvensional
PANEN
1.
Ciri dan Umur Panen
Bagian tanaman kina yang biasa diambil hasilnya adalah bagian
kulit batang, dahan, cabang dan ranting. Produk ranting dapat dimulai saat
tanaman berumur 6-7 tahun tahun (sebelum tebangan), dengan bagian yang terkecil
yang diambil adalah kulit cabang yang diameternya lebih 1 cm. Ranting yang
diameternya kurang dari 1 cm memiliki kadar kinin sulfat (SQ) yang rendah, dan
biaya pengambilannya relatif mahal. Umur tanaman yang siap panen untuk panen
cara tebangan adalah 9-11 tahun dan untuk panen cara penjarangan adalah 3,5, 5,
6, 7, 8,12, 18 dan 24 tahun dengan jumlah tanaman yang dicabut untuk
masing-masing penjarangan adalah 12,5% dari total tanaman.
2. Cara Panen
- Cara
penebangan. : Tanaman kina ditebang hati-hati dengan gergaji pada
ketinggian 20-30 cm dari sambungan, atau leher akar dengan kemiringan 45
derajat. Batang kina dari batas ini dipotong sampai ketinggian 2 meter.
Kulit kina dilepaskan dari batang dengan cara dipukul-pukul. Panen
tebangan pertama disebut Stumping 1. Dari tunggul diharapkan tumbuh tunas-tunas
baru, dan dipelihara maksimum 4 tunas untuk dipanen berikutnya. Penen
berikutnya disebut stumping 2 dst. Setelah 4 kali stumping tanaman
dibongkar. Panen tebangan yang baik pada awal musim penghujan, hindari
terik matahari.
- Cara
penjarangan : Dilakukan dengan cabutan untuk memanen secara bertahap dalam
persentase yang telah direncanakan. Pemilihan tanaman yang akan dibongkar
tergantung persentase panenan setiap periode. Apabila tanaman akan
dibongkar adalah 10%, maka dari 10 tanaman diambil 1 tanaman
secara rata-rata.
3. Periode Panen
Pemanenan biasanya dilakukan secara bertahap yaitu pada saat
dilakukan pemangkasan cabang dan ranting dan pemangkasan batang utama.
Pemanenan dilakukan pada ranting/cabang yang telah memenuhi ukuran standar
yaitu lebih dari 1cm (diameter). Pemanenan sebaiknya dilakukan saat musim
kemarau pada pagi hari. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mengelola hasil panen
secara langsung terutama masalah pengeringan. Untuk menghindari cemaran
cendawan karena kadar air yang tinggi pada kulit batang maka sebaiknya setelah
panen/pengulitan segera dilakukan pengeringan dengan jalan menjemur di bawah
terik matahari.
4.
Perkiraan Hasil Panen
Dari 1 batang utama kina (2 meter) didapatkan 1-1,5 kg kulit.
Hasil kulit kina diperhitungkan dalam kadar SQ7 maupun besarnya produksi kulit,
sehingga hasilnya diperhitungkan dari perkalian kadar SQ7 dengan berat kulit
kering dalam kg yang disebut potensi produksi.
PASCA PANEN
1.
Penyortiran Basah dan Pencucian : Batang yang akan diambil
kulitnya dikumpulkan di suatu tempat yang teduh. Cabang dan ranting dipotong
tepat pada pertautan cabang dengan batang, Cabang atau ranting yang ukuran
garis tengahnya di atas 1 cm dibersihkan dari ranting kecil dan daun-daun.
Setelah itu batang tersebut dibersihkan, kemudian dipotong sepanjang 40 - 50 cm
untuk diambil kulitnya. Pencucian pada kulit batang dilakukan dengan air
bersih, jika air bilasannya masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau
dua kali lagi Hindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa
aktif yang terkandung didalam tidak larut dalam air. Pemakaian air sungai harus
dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran dan banyak mengandung
bakteri/penyakit. Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yang
belubang-lubang agar sisa air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah
itu tempatkan dalam wadah plastik/ember.
2.
Pengeringan : Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara,
yaitu dengan sinar matahari atau alat pemanas/oven. Pengeringan kulit batang
dilakukan selama kira-kira 2 - 3 hari atau setelah kadar airnya dibawah 8%.
Pengeringan dengan sinar matahari dilakukan di atas tikar atau rangka
pengering, pastikan bahan tidak saling menumpuk. Selama pengeringan kulit
batang harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali agar pengeringan
merata. Lindungi bahan tersebut dari air, udara yang lembab dan dari
bahan-bahan yang bisa mengkontaminasi. Pengeringan di dalam oven dilakukan pada
suhu 50°C - 60°C. Kulit batang yang akan dikeringkan ditaruh diatas tray oven
dan alasi dengan kertas Koran dan pastikan bahwa tidak saling menumpuk. Setelah
pengeringan, timbang jumlah yang dihasilkan.
3.
Penyortiran Kering. Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan
yang dikeringkan dengan memisahkannya dari benda-benda asing atau
kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah bahan hasil penyortiran ini (untuk
menghitung rendemennya).\
4.
Pengemasan. Setelah bersih, bahan yang kering dikumpulkan dalam
wadah yang bersih dan kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya), dapat
berupa kantong plastik atau karung. Berikan label yang jelas pada wadah
tersebut, yang menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu,
nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih dan metode
penyimpanannya.
5.
Penyimpanan : Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab
dan suhu tidak melebihi 30°C, dan gudang harus memiliki ventilasi baik dan
lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan
kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan yang cukup (hindari dari
sinar matahari langsung), serta bersih dan terbebas dari hama gudang.
MANFAAT TANAMAN
Kulit kina banyak mengandung alkaloid-alkaloid yang berguna untuk
obat. Di antara alkaloid tersebut ada dua alkaloid yang sangat penting yaitu
kinine untuk penyakit malaria dan kinidine untuk penyakit jantung. Manfaat lain
dari kulit kina ini antara lain adalah untuk depuratif, influenza, disentri,
diare, dan tonik.
ads