Cara Budidaya Ikan Kerapu - Ikan kerapu nama latinya Epinephelus yang umumnya di kenal dengan istilah group dan merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai peluang baik dipasarkan domestik ataupun pasar internasional. selain peluang yang baik hargannya pun cukup lumayan tinggi. Budidaya ikan kerapu ini berpotensi menguntungkan sekali karena pertumbuhannya cepat dan dapat di produksi massal untuk melayani permintaan pasar ikan kerapu dalam keadaan hidup, karena lebih menjanjikan penjualan ikan segar. cara membudidayakan ikan kerapu merupakan teknik yang harus dipelajari terlebih dahulu sebelum terjun ke lapangan. di bawah ini kami akan membahas bagaimana cara budidaya ikan kerapu agar menguntungkan yang kami ambil dari beberapa referensi website yang telah membahas tentang budidaya ikan kerapu tersebut.
Cara Budidaya Ikan Kerapu
Pemilihan Induk Ikan kerapu
Pemijahan Ikan Kerapu
Penetasan Telur Ikan Kerapu
Pemeliharaan Larva Ikan Kerapu
Larva kerapu yang baru menetas mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur. Pakan ini akan dimanfaatkan sampai hari ke 2 (D2) setelah menetas dan selama kurun waktu tersebut larva tidak memerlukan dari luar. Umur 3 hari (D3) kuning telur mulai terserap habis, perlu segera diberi pakan dari luar berupa Rotifera Brachionus Plicatilis dengan kepadatan 1 - 3 ekor/ml. Disamping itu ditambahkan pula Phytoplankton chlorella sp dengan kepadatan antara 5.10 - 10 sel/ml. Pemberian pakan ini sampai larva berumur 16 hari (D16) dengan penambahan secara bertahap hingga mencapai kepadatan 5 - 10 ekor/ml plytoplankton 10 - 2.10 sel/ml media. Pada hari kesembilan (D9) mulai diberi pakan naupli artemia yang baru menetas dengan kepadatan 0,25 - 0,75 ekor/ml media. Pemberian pakan naupli artemia ini dilakukan sampai larva berumur 25 hari (D25) dengan peningkatan kepadatan hingga mencapai 2 - 5 ekor/ml media. Disamping itu pada hari ke tujuh belas (D17) larva mulai diberi pakan Artemia yang telah berumur 1 hari, kemudian secara bertahap pakan yang diberikan diubah dari Artemia umur 1 hari ke Artemia setengah dewasa dan akhirnya dewasa sampai larva berumur 50 hari. Skema jenis dan pemberian pakan larve kerapu dapat dilihat pada Gambar 3. Pemberian pakan dengan cincangan daging ikan mulai dicoba pada saat metamorfosa larva sempurna menjadi benih ikan kerapu.Perkembangan Larva Ikan Kerapu
Hari ke
|
Tahap Perkembangan
|
Panjang (mm)
|
D1
|
Larva baru menetas transparan, melayang dan tidak aktif.
|
1,89 - 2,11
|
D3
|
Timbul bintik hitam di kepala dan pangkal perut.
|
2,14 - 2,44
|
D7-8
|
Timbul calon sirip punggung yang keras dan panjang.
|
7,98 - 8,96
|
D9-11
|
Timbul calon sirip punggung yang keras dan panjang.
|
15,88 - 17,24
|
D15-17
|
Duri memutih, bagian ujung agak kehitaman
|
17,2 - 18,6
|
D23-26
|
Sebagian duri mengalami reformasi dan patah, pada bagian ujung tumbuh sirip awal lunak
|
20,31 - 22,64
|
D29-31
|
Sebagian larva yang pertumbuhannya capat telah berubah menjadi burayak (juvenil), bentuk dan warnanya telah menyerupai ikan dewasa.
|
22,40 - 23,42
|
Masa kritis kedua dijumpai pada waktu larva berumur 8 hari (D8) memasuki umur 9 hari (D9), dimana pada saat itu mulai terjadi perubahan bentuk tubuh yang sangat panjang dan spesifik, sampai pada hari ke 20 (D20) larva berkembang dengan baik dan belum menunjukkan adanya tanda-tanda kematian, akan tetapi memasuki hari ke 22 (D22), 23 (D23) sebagian dari larva baik yan masih kecil maupun yang sudah besar mulai nampak adanya kematian. Diawali dengan adanya gerakan memutar (whirling) yang tidak terkendali kemudian terbalik lalu mati. Pada kasus tersebut diupayakan dengan cara merubah pakan Artemia dengan kandungan W3 HUFA yang lebih tingi. Dari kasus ini tentunya dapat diajukan suatu hepotesa sementara bahwa kurannya unsur tertentu pada larva kerapu dalam waktu yang cukup lama akan mempengaruhi kondisi fisik dan kelangsungan hidup larva.
Pengolahan Kualitas Air
Bak penetasan telur yang sekaligus merupakan bak pemeliharaan larva perlu dijaga kualitas airnya dengan penambahan phytoplankton Chlorella, dengan kepadatan 5.10 3 - 10 4 sel/ml. Phytoplankton akan meminimalisir pembusukkan yang ditimbulkan oleh telur yang tidak menetas dan sisa cangkang telur yang ditinggalkan. Pembersihan dasar bak dengan cara penyiponan dilakukan pada hari pertama dengan maksud untuk membuang sisa-sisa telur yang tidak menetas dan cangkang telur. Penggantian air dilaksanakan pertama kali pada saat larva berumur 6 hari (D6) yaitu sebanyak 5 - 10%. Penggantian air dilakukan setiap hari dan dengan bertambahnya umur larva, maka volume air yang perlu diganti juga semakin banyak. Pada saat larva telah berumur 30 hari (D30) pengganti air dilakukan sebanyak 20% dan bila larva telah berumur 40 hari (D40) air yang diganti sebanyak 40%. Prosentase pengantian air selama pemeliharaan larve kerapu dapat dilihat pada gambar 4.Demikianlah ulasan tentang cara budidaya ikan kerapu yang bisa menjadi bahan untuk menambah ilmu pengetahuan anda dalam budidaya ikan kerapu. beberapa referensi yang kami ambil salah satunya adalah dari warta-ikan.blogspot yang telah lebih dahulu membahas tentang budidaya ikan kerapu.
ads