BudidayaTanaman Kedelai – untuk memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri kita masih
impor. Padahal tempe, tahu yang sering kita konsumsi bahan bakunya adalah
kedelai. Negara kita belum mampu memproduksi kedelai karena memang kedelai bukan
asli tanaman dari Indonesia. Kita mengimpor kedelai dalam jumlah yang sangat
besar.
BUDIDAYATANAMAN KEDELAI
Pemanfaatan lahan sawah beririgasi teknis sampai saat
ini masih belum optimal, sebagian masih memiliki pola tanam padi – padi – bera,
dengan demikian indeks perta-naman masih dibawah 300. Sebagian terdapat yang
memanfaatkannya dengan pola tanam padi – padi – padi. Pola tanam yang demikian
sangat membahayakan bagi per-kembangan hama dan penyakit tanaman, karena tidak
terputusnya siklus hidup OPT padi. Oleh sebab itu sangat dianjurkan pada lahan
sawah beririgasi teknis meng-gunakan pula tanam padi – padi – palawija atau
sayuran da-taran rendah. Salah satu tanaman palawija yang dianjurkan adalah
kedelai, sehingga pola tanamnya menjadi padi – padi – kedelai.
Kedelai dianjurkan, sebab dapat diperoleh beberapa
keuntungan, yaitu :
a. Dapat meningkatkan pendapatan petani.
b. Menambah kesempatan kerja bagi buruh tani.
c. Mengurangi import kedelai.
d. Menambah kesuburan tanah.
e. Dapat memutuskan siklus hama dan penyakit padi.
Penguasaan teknik bercocok tanam kedelai perlu dikuasai oleh
para petani, leaflet ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan pengetahuan
petani mengenai budi-daya kedelai.
Varietas dan Benih
Varietas kedelai yang dianjurkan untuk lahan bekas tanaman
padi adalah varietas yang berumur genjah (kurang dari 80 hari) dan berumur
sedang (81 – 89 hari). Tiga belas varietas yang dianjurkan, yaitu : Lokon,
Guntur, Tidar, Wilis, Kerinci, Merbabu, Raung, Rinjani, Lompo-batang, Lawu,
Tengger, Dieng dan Jayawijaya. Sedangkan varietas local yang dianjurkan antara
lain : Gajah, Slawi, TK-5, Loka Brebes dan Lumajang Brewok.
Hal yang perlu diperhatikan secara khusus untuk mendapatkan
benih bermutu tinggi adalah sortasi dan penyimpanan benih. Biji terpilih adalah
yang sehat, utuh/ bernas dan memiliki daya tumbuh tinggi. Syarat-syarat benih
bermutu, yaitu:
a. Murni dan diketahui nama varietasnya.
b. Berdaya kecambah tinggi, yaitu 80 % atau lebih.
c. Memiliki vigor yang baik : tumbuh cepat dan serempak,
kecambahnya sehat.
d. Bersih, tidak tercampur dengan biji rumput, kotoran dan
biji tanaman lainnya.
e. Sehat, tidak menularkan penyakit, serta tidak terinfeksi
cendawan yang menyebabkan busuk.
f. Bernas, tidak keriput dan utuh serta kering.
Keperluan benih per hektarberkisar antara 30 – 50 kg,
tergantung pada :
a. Jarak tanam yang digunakan.
b. Ukuran biji ( berat 100 biji)
c. Daya tumbuh benih.
Pengolahan Tanah
Pada umumnya bertanam kedelai di lahan sawah bekas padi sawah
dilakukan tanpa pengolahan tanah. Pengolahan tanah, selain kurang berguna, juga
meng-akibatkan penambahan biaya, waktu tanam kedelai ter-lambat dan tanah
menjadi kering. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a.
Bila tanah terlalu becek, buat saluran drainase dengan
jarak bedengan 3 – 4 m dan panjang disesuaikan dengan petakan, lebar 50 cm,
dengan kedalaman antara 30 – 40 cm.
b.
Untuk menekan gulma dan mempertahankan kelembaban,
gunakan mulsa (penutup tanah) dari jerami yang dipotong.
InokulasiRhizobium
Untuk lahan sawah yang baru pertama kali ditanami kedelai,
sebaiknya dilakukan inokulasi Rhizobium, dengan tujuan untuk menumbuhkan bintil
pada akar kedelai yang dapat mengikat unsur N dari udara. Caranya :
a.
Ambil tanah bekas pertanaman kedelai.
b.
Keringkan dan tumbuk sampai halus.
c.
Benih kedelai yang akan ditanam dibasahi dulu.
d.
Campurkan tanah halus tersebut dengan benih yang sudah
dibasahi, dengan takaran 1 kg tanah untuk 10 kg benih, aduk sampai merata.
Saat ini ada Inokulum Rhizobium yang sudah jadi,
dijual dipasaran, yang disebut legin, campurkan benih kedelai yang sudah
dibasahi dengan 7,5 gram legin/1kg benih.
Penanaman
Sebaiknya penamanan dengan cara ditugal, dengan urutan
sebagai berikut :
a. Tanah
ditugal di dekat tunggul jerami atau diantaranya.
b.
Letakan benih 2 – 3 biji pada lubang tugalan dan tutup
dengan tanah atau abu sekam, abu dapur.
c.
Tutup dengan mulsa jerami atau dibiarkan terbuka.
d.
Penyulaman dengan biji sebaiknya dilaksanakan 4 – 7
hari setelah tanam.
e.
Jarak tanam yang dapat digunakan : 25 X 25 Cm, 20 X 20
Cm, atau 30 X 15 cm.
Pemupukan
Waktu dan cara pemupukan, pupuk diberikan tiga kali, yaitu :
a. Pupuk
dasar : diberikan pada saat tugal, dengan cara ditugalkan disamping tugalan
biji, dengan dosis sepertiga dari total dosis.
b.
Pupuk susulan I : umur 25 hari setelah tanam, dosis
sepertiganya dengan cara dienclo disamping tanaman.
c.
Pupuk susulan II : umur 40 - 45 hari setelah tanam,
dosis sepertiganya dengan cara dienclo disamping tanaman.
Apabila air tersedia pada musim kemarau, tanaman
kedelai perlu diairi, dengan cara membendung saluran drainase antar bedengan
hingga air menggenangi bedengan, kemudian dibuka lagi. Drainase penting, sebab
tanaman kedelai tidak tahan terhadap genangan air. Penggenangan dapat dilakukan
tiap minggu, atau 5 kali pada umur 0, 14, 28, 42 dan 56 hari setelah tugal,
atau 3 kali pada umur 0, 14 dan 28 hari setelah tugal.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan tergantung dari ada/tidaknya dan
banyaknya gulma (tanaman pengganggu), apabila diperlukan dapat dilakukan 2
kali, yaitu pada 2 – 4 minggu setelah tanam dan kedua setelah tanaman selesai
berbunga.
Hama dan Penyakit
Hama tanaman kedelai umumnya banyak menye-rang bagian
batang tanaman muda, daun dan polong. Ham utama tanaman kedelai setelah padi
gadu yaitu tikus, ulat grayak dan hama penggerek polong.
a.
Pengendalian hama tanaman yang masih muda.
Hama
yang biasa menyerang yaitu lalat kacang atau lalat bibit. Lalat bibit meletakan
telurnya pada keeping biji atau daun muda, menetas dan menggerak batang.
Penggunaan insektisida Larvin pada benih dapat menekan serangan hama ini,
dengan dosis 20 gram/kg benih.
b.
Pengendalian hama daun.
Hama
daun terdiri dari berbagai jenis ulat, terutama ulat grayak, aphis dan lalat
putih. Pengamatan intensif disertai pencegahan dini sangat diperlukan. Apabila
tidak bisa diatasi dengan pencegahan, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan
Atabron 50 EC, Matador 25 EC, Bayrusil 250 EC dengan dosis 2 cc/liter air.
c.
Pengendalian hama polong.
Hama
polong terdiri dari penggerek polong dan pengisap polong. Pengendaliannya
secara preventif dilakukan penyemprotan insektisida pada satu minggu setelah
berbunga, dan diulang setiap dua minggu jika terdapat serangan, penyemprotan
dihentikan dua minggu sebelum dipanen. Insektisida yang dapat digunakan yaitu :
Trebon50 EC, Tamaron 200 LC dan Lannate dengan dosis 2 cc/liter air.
d.
Pengendalian hama tikus
·
Sebelum tanam kedelai, yaitu menjelang panen
padi, adakan gerakan pengendalian tikus secara intensif dengan cara gropyokan
dan emposan.
·
Lingkungan sekitar tanaman harus bersih, untuk
meng- hindari tikus bersarang.
·
Adakan pengemposan dan pengumpanan tikus terus
menerus selama pertanaman kedelai.
e.
Pengendalian penyakit
Untuk
pengendalian penyakit karat daun dan sclerotium, dapat digunakan fungsidida,
seperti Dithane M-45 dengan dosisi 2 gram / liter air. Sedangkan
penyakit-penyakit tanaman kedelai yang disebabkan oleh bakteri dan virus masih
sulit pengendaliannya, oleh sebab itu sebaiknya dilakukan iradikasi (tanaman
yang terserang dicabut dan dibakar) atau memberantas serangga yang merupakan
penularnya (vektor).
Panen danPascapanen
Ciri tanaman kedelai yang siap dipanen yaitu daun dan
polong menguning. Panen dilakukan denga cara membabad pangkal batang diatas
permukaan tanah dengan sabit atau alat khusu lainnya. Berangkasan dijemur
sampai kering, setelah kering dipukul-pukul dengan alat pemukul, sampai biji
terpisah dari berangkasannya. Kemudian biji dibersihkan (ditampi), selanjutnya
dijemur sampai kering betul (kadar air mencapai sekitar 10 – 12 %). Penjemuran
harus menggunakan alas, agar kebersihan biji dapat terjamin. Pada umumnya biji
(ose) kedelai untuk konsumsi setelah kering disimpan (dikemas) dalam karung,
yang terbaik adalah karung goni
ads