Budidaya Tanaman Sawi – sawi adalah kelompok jenis sayur-sayuran
yang sering dikonsumsi oleh kebanyakan rumah tangga. Sawi yang lebih banyak
dikenal dengan nama caism ini sering digunakan untuk sayur-sayuran ataupun
sebagai campuran baso ataupun mie. Caisim ini mudah untuk dibudidayakan. Orang
Jawa, Madura menyebutnya dengan sawi, sedang orang Sunda menyebut sasawi. Sawi ini
memiliki berbagai manfaat untik kesehatan, salah satunya untuk menghilangkan
rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala,
bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan
memperlancar pencernaan.
BUDIDAYA TANAMAN SAWI
Syarat Tumbuh
Sawi
bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia
mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di
Indonesia .
Tanaman
sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin,
sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun
demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi.
Daerah
penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas
permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai
ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.
Tanaman
sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun.
Pada
musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur.
Berhubung
dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat
tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak
senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di
tanam pada akhir musim penghujan. Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah
tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat
kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6
sampai pH 7.
Teknis Budidaya Sawi
Cara
bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada
umumnya. Budidaya konvensional di lahan meliputi proses pengolahan lahan,
penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta
pemeliharaan tanaman. Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun tunmpang
sari. Tanaman yang dapat ditumpangsarikan antara lain : bawang dau, wortel,
bayam, kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi ada yang secara langsung
tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu. Berikut ini akan dibahas
mengenai teknik budidaya sawi secara konvensional di lahan.
Pembenihan
Benih
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik
akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan benih sawi untuk
setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat,
kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih
coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang
baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar
air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan
benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih
yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih
itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari
70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman
sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan
dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih
dari 3 tahun.
Pengolahan Tanah
Pengolahan
tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan.
Tahap-tahap
pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi
udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang
akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan. Tanah yang hendak
digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan
yang tumbuh. Dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada
cahaya matahari secara langsung. Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul
sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian pupuk kandang fermentasi 3 - 5 ton/ha. Pupuk
kandang fermentasi diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah
yang akan kita gunakan. Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam)
sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan
derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman
benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik
dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2 – 4 minggu sebelum lahan hendak
ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit
(CaMg(CO3)2). Setelah olah tanah selesai, lakukan penyemprotan larutanPOC
WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT
Trico/Glio dosis 10 ml/lt air scr merata di permukaan lahan.
Pembibitan
Pembibitan
dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman.
Karena
lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang
ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 – 120 cm dan panjangnya 1 – 3 meter. Curah
hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 – 30 cm. Dua minggu sebelum
di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di
tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram KCl. Cara melakukan pembibitan
ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1 – 2 cm,
lalu disiram dengan sprayer. 3 – 5 hari benih akan tumbuh semprot dengan
larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air,
WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Zpt dosis 2 ml/lt air scr periodik 3
– 5 hr sekali. Setelah berumur 3 – 4 minggu sejak disemaikan tanaman
dipindahkan ke bedengan.
Penanaman
Bedengan
dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah.
Tinggi
bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman
dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 3 – 5 ton/ha, TSP 40
kg/ha, Kcl 15 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan
20 x 20 cm.
Pilihlah
bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan
ukuran 4 – 8 x 6 – 10 cm. Semprot dengan larutan POC WarungTani I dosis 10
ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air
Pemeliharaan
Yang
perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim,
bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air
yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air
demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panas
penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari. Penjarangan
dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang
tumbuh terlalu rapat. Penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan
tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati
atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru. Penyiangan
biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan
kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1
atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan
pengguludan bersamaan dengan penyiangan. Pemupukan tambahan diberikan setelah 3
minggu tanam, yaitu dengan urea 20 kg/ha. Penyemprotan dengan larutan POC
WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT
Trico/Gliodosis 10 ml/lt air scr periodik 1 minggu sekali sampai masa panen.
Penanaman Vertikultur
Langkah-langkah
penanaman secara vertikultur adalah sebagai berikut :
·
Benih
disemaikan pada kotak persemaian denagn media pasir. Bibit dirawat hingga siap
ditanaman pada umur 14 hari sejak benih disemaikan.
·
Sediakan
media tanam berupa tanah top soil, pupuk kandang, pasir dan kompos dengan
perbandingan 2:1:1:1 yang dicampur secara merata.
·
Masukkan
campuran media tanam tersebut ke dalam polibag yang berukuran 20 x 30 cm.
·
Pindahkan
bibit tanaman yang sudah siap tanam ke dalam polibag yang tersedia. Tanaman
yang dipindahkan biasanya telah berdaun 3 – 5 helai.
·
Polibag
yang sudah ditanami disusun pada rak-rak yang tersedia pada Lath House.
Penanaman Hidroponik
Langkah-langkah
penanaman secara hidroponik adalah sebagai berikut :
·
Siapkan
wadah persemaian
·
Masukkan
media berupa pasir halus yang disterilkan setebal 3 – 4 cm.
Taburkan benih sawi di atasnya selanjutnya tutupi kembali dengan lapisan pasir
setebal 0,5 cm.
·
Setelah
bibit tumbuh dan berdaun 3 – 5 helai (umur 3 – 4 minggu0, bibit dicabut dengan
hati-hati, selanjutnya bagian akarnya dicuci dengan air hingga bersih, akar
yang terlalu panjang dapat digunting.
·
Bak
penanaman diisi bagian bawahnya dengan kerikil steril setebal 7 – 10 cm,
selanjutnya di sebelah atas ditambahkan lapisan pasir kasar yang juga sudah
steril setebal 20 cm.
·
Buat
lubang penanaman dengan jarak sekitar 25 x 25 cm, masukkan bibit ke lubang
tersebut, tutupi bagian akar bibit dengan media hingga melewati leher akar,
usahakan posisi bibit tegak lurus dengan media.
·
Berikan
larutan hidroponik lewat penyiraman, dapat pula pemberian dilakukan dengan
sistem drip irigation atau sistem lainnya, tanaman baru selanjutnya dipelihara
hingga tumbuh besar.
Hama Dan Penyakit
·
Hama
Ulat
titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.).Ulat tritip (Plutella
maculipennis).Siput (Agriolimas sp.).Ulat Thepa javanica.Cacing bulu (cut
worm).Lakukan penyemprotan larutan WT Bvr dosis 10 ml/lt air,WT Trico/Glio
dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/lt air
·
Penyakit
Penyakit
akar pekuk.Bercak daun alternaria.Busuk basah (soft root).Penyakit embun tepung (downy mildew).Penyakit rebah
semai (dumping off).Busuk daun.busuk Rhizoctonia (bottom root).Bercak
daun.Virus mosaik. Lakukan penyemprotan larutan WT Bakterisidadosis 10 ml/lt
air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis2 ml/lt air.
Panen Dan Pasca Panen
Dalam
hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Umur
panen sawi paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu
melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Cara panen ada 2
macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian
pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam. Pasca panen sawi
yang perlu diperhatikan adalah :
1.
Pencucian dan pembuangan kotoran.
2.
Sortasi.
3.
Pengemasan.
4.
Penympanan.
5.
Pengolahan.
ads