Budidaya tanaman Selada – selada adalah
tanaman yang dibudidayakan di daerah dataran rendah. Selada daun memiliki
daun yang berwama hijau segar, tepinya bergerigi atau berombak, dan lebih enak
dimakan mentah. Selada sering digunakan sebagai teman makan
yaitu sebgia lalapan. Selada ada yang berwama hijau segar dan ada juga yang
berwama merah. Selain sebagai sayuran, daun selada yang agak keriting ini
sering dijadikan penghias hidangan.
BUDIDAYA TANAMAN SELADA
Syarat Tumbuh
Selada yang ditanam di dataran rendah cenderung lebih cepat
berbunga dan berbiji. Suhu optimal bagi pertumbuhan selada ialah antara
15-25°C. Jenis tanah yang disukai selada ialah lempung berdebu, lempung
berpasir, dan tanah yang masih mengandung humus. Meskipun demikian, selada
masih toleran terhadap tanah-tanah yang miskin hara asalkan diberi pengairan
dan pupuk organik yang memadai. Sebaiknya tanah tersebut bereaksi netral. Jika
tanah asam, daun selada menjadi kuning. Oleh karena itu, untuk tanah yang asam
sebaiknya dilakukan pengapuran terlebih dahulu sebelum penanaman.
Teknis Budidaya
Benih Selada diperbanyak dengan biji. Bijinya yang kecil
diperoleh dari tanaman yang dibiarkan berbunga dan bertiuah. Setelah tua
tanaman dipetik dan diambil bijinya. Namun, sekarang benih selada banyak dijual
di toko pertanian. Khusus untuk benih selada hibrida lebih baik dibeli di toko.
Hal ini bertujuan agar produksi dan mutu produksinya tetap prima. Untuk satu
hektar lahan dibutuhkan sekitar 250 g benih. Umumnya benih selada disemai
terlebih dahulu: Penanaman langsung dapat saja dilakukan, namun lebih baik
kalau disemaikan lebih dahulu. Penyemaian dapat dilakukan di dalam kotak
ataupun di lahan. Bila di lahan lakukan pengolahan tanah hingga gembur.
Tambahkan pasir dan pupuk kandang. Taburkan bibit secara merata. Lalu tutupi
dengan lapisan tanah tipis-tipis. Setelah berumur sekitar 3 minggu bibit siap
dipindahkan ke lahan. Penanaman Tanah yang hendak ditanami diolah dahulu. Tanah
dicangkul sedalam 20 cm. Balu-batu kecil maupun besar dikeluarkan dari lahan.
tanah yang mengeras atau berbungkah dihaluskan. Ini penting karena perakaran
tanaman selada yang kecil dan dangkal sulit menembus lapisan tanah yang keras.
Selada ditanam dalam bedengan-bedengan. Lebar bedengan 1-1,2 m dengan tinggi
permukaan tanah sekitar 20 cm. Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi
lahan. Antarbedengan dibuat parit kecil tempat mengatur kelebihan atau
kekurangan air. Sedang jarak tanam yang digunakan adalah 20 x 25 cm.
Pemeliharaan
Pemeliharaan Ketika tanaman berumur 2 minggu sudah harus
dilakukan penyiangan. Hal ini karena perakaran selada dangkal sehingga kurang
mampu bersaing dengan tanaman lain dalam menyerap hara. Penyiangan juga
berfungsi untuk menekan serangan hama-penyakit. Interval pengerjaannya adalah
seminggu sekali. Pengairan pada tanaman selada patut mendapat perhatian.
Apalagi di dataran rendah di mana udara lebih panas dan sering kekurangan air.
Kebutuhan air mutlak dipenuhi pada awal pcnanaman, saat penyiangan pertama
(umur 2 minggu), dan ketika tanaman berumur sebulan. Bila hujan tidak turun,
lakukan penyiraman dengan gcmbor atau melewatkan air melalui parit pengairan.
Jaga pula agar parit pengairan mampu melewatkan kelebihan air di saat turun
hujan lebat. Pemupukan Kebutuhan pupuk kandang untuk tanaman selada adalah 10
ton/ha. Pupuk ini dicampurkan di permukaan areal tanam. Selain pvpuk kandang,
tambahkan juga pupuk kimia terutama Urea. Dosis yang dibcrikan ialah Urea 200
kg, TSP 100 kg, dan KCI 100 kg ger hektar. Pupuk diberikan dalam aluran di
kiri-kanan tanaman. Pemberiannya dilakukan saat penanaman.
Hama dan Penyakit
Tanaman selada sering menjadi sasaran kutu daun. Akibat serangan
hama ini daun mengerut dan mengering karena kurang cairan. Jika tanaman muda
yang diserang maka pertumbuhan tanaman tidak sempurna atau kerdil. Insektisida
yang biasa digunakan untuk mengendalikan kutu- ini antara lain Diazinon;
Bayrusil, atau Orthene 75 SP. Semprotkan dengan dosis 2 cc/l air. Hama thrips
cukup merisaukan petani selada. Ciri serangan thrips ialah daun menguning,
mengering, dan tcrakhir tanaman mati. Hama ini dapat dikendalikan dengan
Tamarot 200 EC, Bayrusil 250 EC, atau Tokuthion 500 EC dengan dosis 2 ml/l air.
Penyakit yang sering ditemui di lahan selada ialah busuk batang. Gejalanya
ditandai oleh batang yang melunak dan berlendir. Penyebabnya ialah cendawan Rhizoctonia
solani. Bila menyerang tanaman di persemaian, sering mengakibatkan busuk akar.
Saat kondisi lahan lembap serangan penyakit bisa menghebat, Untuk
pencegahannya, kebersihan lahan harus dijaga dan kelembapan lahan dikurangi.
Dapat pula dilakukan penyemprotan fungisida Maneb atau Dithane M 45 dengan
dosiss 2 g/l.
Panen dan Pasca Panen
Selada dapat dipanen ketika berumur 2-3 bulan setelah tanam.
Namun, bisa saja kurang dari umur tersebut tanaman sudah layak konsumsi, jadi
bisa dipanen lebih cepat. Cara panen selada dengan memotong bagian tanaman di
atas permukaan tanah. Bisa juga dengan mencabut semua bagian termasuk akar.
Setelah akar dicuci, daun-daun yang rusak dibuang. Kelompokkan selada berdasar
ukuran. Yang besar dengan yang besar dan yang kecil dengan yarrg kecil. Selada
ini harus segera dipasarkan karena tak tahan panas dan penguapan.
ads