BudidayaJagung - Tanaman jagung banyak sekali gunanya, hampir
seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan antara
lain batang dan daun muda untuk pakan ternak, batang dan daun tua setelah panen
untuk pupuk hijau dan kompos, batang dan daun kering untuk kayu bakar, batang
jagung untuk lanjar (turus), batang jagung untuk pulp (bahan kertas), buah
jagung muda untuk sayuran, bergedel, bakwan,sambal goreng, biji jagung tua
sebagai pengganti nasi,marning, brondong, roti jagung, tepung, bihun,bahan
campuran kopi bubuk, biskuit,pakan ternak, bahan baku industri bir, industri
farmasi, dextrin, perekat, industri tekstil.
BUDIDAYATANAMAN JAGUNG
SYARAT TUMBUH
1. Iklim
Iklim yang kehendaki oleh sebagian besar
tanaman adalah daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim
sub-tropis/tropis yang basah, jagung dapat tumbuh didaerah yang terletak antara
0-5 derajat LU hingga 0-40 derajat LS. Pada lahan yang tidak beririgasi,
pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan
harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu
mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan
menjelang musim kemarau. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan
sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan
terhambat/merana dan memberikan biji yang kurang baik bahkan tidak dapat
membentuk buah.
2. Suhu
Suhu yang dikehendaki tanaman jagung
antara 21-34 derajat C, akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan
suhu optimum antara 23-27 derajat C. Pada proses perkecambahan benih jagung
memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.
Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan
lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan
biji dan pengeringan hasil.
MEDIA TANAM
Jagung tidak memerlukan
persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh optimum tanah harus
gembur, subur dan kaya humus. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung
antara lain andosol, latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan
tekstur berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan
pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat
berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhan. Keasaman tanah erat
hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Keasaman tanah yang
baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah antara 5,6-7,5.
Tanaman jagung
membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik. Tanah
dengan kemiringan kurang dari 8% dapat ditanami jagung, karena disana
kemungkinan terjadi erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah dengan tingkat
kemiringan lebih dari 8%, sebaiknya dilakukan pembentukan teras terlebih
dahulu.
TEKNIK PENANAMAN
1. Persiapan
Tanaman jagung memerlukan aerasi dan
drainase yang baik sehingga perlu penggemburan tanah. Pada umumnya persiapan
lahan untuk tanaman jagung dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti
dengan penggaruan tanah sampai rata. Ketika mempersiapkan lahan, sebaiknya
tanah jangan terlampau basah tetapi cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan
tidak lengket. Untuk jenis tanah berat dengan kelebihan, perlu dibuatkan
saluran drainase.
2. Penanaman
Pada saat penanaman tanah harus cukup
lembab tetapi tidak becek. Jarak tanaman harus diusahakan teratur agar ruang
tumbuh tanaman seragam dan pemeliharaan tanaman mudah. Beberapa varietas
mempunyai populasi optimum yang berbeda. Populasi optimum dari beberapa
varietas yang telah beredar dipasaran sekitar 50.000 tanaman/ha Jagung dapat
ditanam dengan menggunakan jarak tanam 100 cm x 40 cm dengan dua tanaman
perlubang atau 100 cm x 20 cm dengan satu tanaman perlubang atau 75 cm x 25 cm
dengan satu tanaman perlubang. Lubang dibuat sedalam 3-5 cm menggunkan tugal,
setiap lubang diisi 2-3 biji jagung kemudian lubang ditutup dengan tanah.
3. Pemupukan
Dari semua unsur hara yang diperlukan
tanaman yang paling banyak diserap tanaman adalah unsur Nitrogen (N), fosfor
(P) dan kalium (K). Nitrogen dibutuhkan tanaman jagung selama masa
pertumbuhan sampai pematangan biji. Tanaman ini menghendaki tersedianya
nitrogen secara terus menerus pada semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan
biji. Kekurangan nitrogen dalam tanaman walaupun pada stadia permulaan akan
menurunkan hasil.
Tanaman jagung membutuhkan pasokan unsur
P sampai stadia lanjut, khususnya saat tanaman masih muda. Gejala kekurangan
fosfat akan terlihat sebelum tanaman setinggi lutut. Sejumlah besar
kalium diambil tanaman sejak tanaman setinggi lutut sampai selesai
pembungaan.
4. Pemeliharaan
Tindakan pemeliharaan yang dilakukan
antara lain penyulaman, penjarangan, penyiangan, pembubuan dan pemangkasan
daun. Penyulaman dapat dilakukan dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu.
Penjarangan tanaman dilakukan 2-3 minggu setelah tanam. Tanaman yang sehat dan
tegap terus di pelihara sehingga diperoleh populasi tanaman yang
diinginkan.
Penurunan hasil yang disebabkan oleh
persaingan gulma sangat beragam sesuai dengan jenis tanaman, jenis lahan,
populasi dan jenis gulma serta faktor budidaya lainnya. Periode kritis
persaingan tanaman dan gulma terjadi sejak tanam sampai seperempat atau
sepertiga dari daur hidup tanaman tersebut.
Agar tidak merugi, lahan jagung harus
bebas dari gulma. Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam dan
harus dijaga jangan sampai menganggu atau merusak akar tanaman. Penyiangan
kedua dilakukan sekaligus dengan pembubuan pada waktu pemupukan kedua.
Pembubuan selain untuk memperkokoh batang juga untuk memperbaiki drainase dan
mempermudah pengairan.
Tindakan pemeliharaan lainnya yaitu
pemangkasan daun.Daun jagung segar dapat digunakan sebagai makanan ternak. Dari
hasil penelitian pemangkasan seluruh daun pada fase kemasakan tidak menurunkan
hasil secara nyata karena pada fase itu biji telah terisi penuh.
5. Pengairan
Air sangat diperlukan pada saat
penanaman, pembungaan (45-55 hari sesudah tanam) dan pengisian biji (60-80 hari
setelah tanam). Pada masa pertumbuhan kebutuhan airnya tidak begitu tinggi
dibandingkan dengan waktu berbunga yang membutuhkan air terbanyak. Pada masa
berbunga ini waktu hujan pendek diselingi dengan matahari jauh lebih baik dari
pada huja terus menerus.
Pengairan sangat penting untuk mencegah
tanaman jagung agar tidak layu. Pengairan yang terlambat mengakibatkan daun
layu. Daerah dengan curah hujan yang tinggi, pengairan melalui air hujan dapat
mencukupi. Pengairan juga dapat dilakukan dengan mengalirkan air melalui parit
diantara barisan jagung atau menggunakan pompa air bila kesulitan air.
6. Panen
Waktu panen jagung di pengaruhi oleh
jenis varietas yang ditanam, ketinggian lahan, cuaca dan derajat masak. Umur
panen jagung umumnya sudah cukup masak dan siap dipanen pada umur 7 minggu setelah
berbunga. Pemanenan dilakukan apabila jagung cukup tua yaitu bila kulit
jagung sudah kuning. Pemeriksaan dikebun dapat dilakukan dengan menekankan kuku
ibu jari pada bijinya, bila tidak membekas jagung dapat segera dipanen.
Jagung yang dipanen prematur butirannya
keriput dan setelah dikeringkan akan menghasilkan butir pecah atau butirnya
rusak setelah proses pemipilan. Apabila dipanen lewat waktunya juga akan banyak
butiran jagung yang rusak. Pemanenan sebaiknya dilakukan saat tidak turun hujan
sehingga pengeringan dapat segera dilakukan. Umumya jagung dipanen dalam
keadaan tongkol berkelobot (berkulit).
Cara penanganan panen dan pasca panen
yang kurang baik akan memberikan dampak yang buruk terhadap mutu jagung,
apabila mutu jagung menurun, maka harga jual menurun dan pendapatan petani
menjadi lebih rendah. Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi baik
buruknya mutu jagung adalah adanya jamur dan cendawan yang ditandai dengan
warna kehitam-hitaman, kehijau-hijauan atau putih pada buah jagung. Salah
satu diantara jamur tersebut adalah Aspergilis sp yang menghasilkan
racun aslatoksin dan berbahaya bagi manusia maupun ternak lainnya,
jamur tersebut dapat dimatikan dengan pemanasan tetapi racunnya tidak
dapat ditangkal dengan pemanasan.
7. PascaPanen
Penanganan pasca panen bisa dengan cara
pengeringan, pada umumnya dilakukan dengan menghamparkan jagung dibawah terik
matahari menggunakan alas tikar atau terpal. Pada waktu cerah penjemuran dapat
dilakukan selama 3-4 hari. Dapat juga menggunakan mesin grain dryer. Kemudian
jagung dipipil, agar segera dijemur kembali sampai kering konstan (kadar air
kurang lebih 12%) agar dapat disimpan lama, biasanya memerlukan waktu
penjemuran 60 jam sinar matahari.
Pengolahan jagung ada 2 macam yaitu
:
1. Pengolahan basah (wet process), adalah
pengolahan jagung yang dilakukan dengan merendam jagung terlebih dahulu di
dalam air sehingga menghancurkannya lebih mudah, dan setelah itu
dikeringkan.
2. Pengolahan
kering (dry process), adalah pengolahan secara kering tanpa perendaman,
biasanya menghancurkannya lebih sukar dibandingkan dengan cara basah.
Penanganan
pasca panen jagung adalah semua kegiatan yang dilakukan sejak jagung
dipanen sampai dipasarkan kepada konsumen, kegiatannya meliputi :
pemanenan,pengangkutan, pengeringan, penundaan, perontokan dan
penyimpanan. Kegiatan penanganan pasca panen pada umumnya dilakukan oleh
petani, kelompok tani, koperasi dan para pedagang pengumpul serta didukung
oleh berbagai lembaga dalam masyarakat dalam satu kesatuan, maka disebut
dengan istilah Sistem Penanganan Pasca
ads