CaraBudidaya Tanaman Padi – beras berasal dari padi, ini
merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Belum makan jika belum makan
nasi, itulah orang inidonesia. Meskipun sudah makan roti ataupun olahan bahan
pangan lainnya, orang Indonesia akan mengatakan belum makan. Oleh karena padi
adalah makanan pokok kita, kita harus meningkatkan produksi. Sudah tentu dengan
cara budidaya yang tepat dan penanganan hama dan lainnya. Berikut dijelaskan
cara budidaya padi yang baik dan benar.
CARA BUDIDAYA TANAMAN PADI
PEMBIBITAN
Ada beberapa tahapan untuk budidaya padi, sebelum ditanam padi harus disemaikan lebih dahulu. Pesemaian itu harus disiapkan dan dikerjakan dengan baik, maksudnya agar diperoleh bibit yang baik, sehingga pertumbuhannya akan baik pula. Perlu kita ketahui hanya padi tanaman pangan yang disemai terlebih dahulu sebelu penanaman. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan persemaian sebagai berikut:1. Memilih Tempat Pesemaian
Tempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang harus diperhatikan agar diperoleh bibit yang baik :- Tanahnya harus yang subur,
banyak mengandung humus, dan gembur.
- Tanah itu harus tanah yang
terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan, sehingga sinar matahari dapat
diterima dan dipergunakan sepenuhnya.
- Dekat dengan sumber air
terutama untuk pesemaian basah, sebab pesemaian banyak membutuhkan air.
Sedanggkan pesemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan air untuk
menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan.
- Apabila areal yang akan
ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan pesemaian tidak berkumpul
menjadi satu tempat tetapi dibuat memencar. Hal itu untuk menghemat biaya
atau tenaga pengangkutannya.
2. Menyiapkan Tanah Untuk Pesemaian
Tanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum penanaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan padi kering, maka tanah pesemaian juga dapat dibedakan atas pesemaian basah dan pesemaian kering.
·
PesemaianBasah
Dalam membuat pesemaian basah harus dipilih tanah sawah yang betul-betul subur. Rumput-rumput dan jerami yang masih tertinggal harus dibeersihkan lebih dulu. Kemudian sawah digenangi air, maksud digenagiair ini agar tanag menjadi lunak, rumput-rumputan yang akan tumbuh menjadi mati, dan bermacam-macam serangga yang dapat merusak bibit mati pula.
Selanjutnya, apabila tanah sudah cukup lunak lalu dibajak/digaru dua kali atau tanah menjadi halus. Pada saat itu juga sekaligus dibuat petakan-petakan dan memperbaiki pematang. Sebagai ukuran dsar luas pesemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari areal sawah yang akan ditanamai.
Dalam membuat pesemaian basah harus dipilih tanah sawah yang betul-betul subur. Rumput-rumput dan jerami yang masih tertinggal harus dibeersihkan lebih dulu. Kemudian sawah digenangi air, maksud digenagiair ini agar tanag menjadi lunak, rumput-rumputan yang akan tumbuh menjadi mati, dan bermacam-macam serangga yang dapat merusak bibit mati pula.
Selanjutnya, apabila tanah sudah cukup lunak lalu dibajak/digaru dua kali atau tanah menjadi halus. Pada saat itu juga sekaligus dibuat petakan-petakan dan memperbaiki pematang. Sebagai ukuran dsar luas pesemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari areal sawah yang akan ditanamai.
·
PesemaianKering
Prinsip pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian basah. Rumput-rumput dan sisa-sisa jerami yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu. Tanah dibolak-balik dengan bajak dan digaru, atau bisa dan halus. juga memakai cangkul yang terpenting tanah menjadi gembur. Setelah tanaha menjadi halus, diratakan dan dibuat bedenganbedengan. Adapun ukuran bedengan sebagai berikut : Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang 500-600 cm. Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak 30 cm sebagai selokan yang dapat digunakan untuk memudahkan : Penaburan biji, pengairan, pemupukan, penyemprotan hama, penyiangan, dan pencabutan bibit.
Prinsip pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian basah. Rumput-rumput dan sisa-sisa jerami yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu. Tanah dibolak-balik dengan bajak dan digaru, atau bisa dan halus. juga memakai cangkul yang terpenting tanah menjadi gembur. Setelah tanaha menjadi halus, diratakan dan dibuat bedenganbedengan. Adapun ukuran bedengan sebagai berikut : Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang 500-600 cm. Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak 30 cm sebagai selokan yang dapat digunakan untuk memudahkan : Penaburan biji, pengairan, pemupukan, penyemprotan hama, penyiangan, dan pencabutan bibit.
3. PenaburanBiji
Untuk
memilih biji-biji yang bernas dan tidak, biji harus direndam dalam air.
Biji-biji yang bernas akan tenggelam sedangkan yang biji-biji yang hampa akan
terapung. Dan biji-biji yang terapaung bisa dibuang. Maksud perendaman selain
memilih biji yang bernas, biji juga agar cepat berkecambah. Lama perendaman
cukup 24 jam, kemudian biji diambil dari rendaman lalu di peram dibungkus
memakai daun pisang dan karung. Pemeraman dibiarkan selama 8 jam. Apabila biji
sudah berkecambah dengan panjang 1 mm, maka biji disebar ditempat pesemaian.
Diusahakan agar penyebaran biji merata, tidak terlalu rapat dan tidak terlalu
jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih yang
tumbuh kecil-kecil dan lemah, tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya
menyebabkan tumbuh benih tidak merata.
4. Pemeliharaan Pesemaian
· Pengairan
Pada pesemaian basah, begitu biji ditaburkan terus digenangi air selama 24 jam,
baru dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar biji yang disebar tidak
berkelompok-kelompok sehingga dapat merata. Adapun pengeringan setelah
penggenangan selama 24 jam itu dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan
mempercepat pertumbuhaan. Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air
rembesan. Air dimasukan dalam selokan antara bedengan-bedengan, sehingga
bedengan akan terus-menerus mendapatkan air dan benih akan tumbuh tanpa
mengalami kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar, penggenangan dilakukan
dengan melihat keadaan. Pada bedengan pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput,
perlu digenagi aiar. Apabila pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka
penggenangan air hanya kalau memerlukan saja.
·
Pengobatan
Untuk menjaga kemungkinan serangan penyakit, pesemaian perlu disemprot dengan
Insektisida 2 kali, yaitu 10 hari setelah penaburan dan sesudah pesemaian
berumur 17 hari.
·
Pemupukan
PENGOLAHANTANAH
A. CaraMengolah Tanah
Pengolahan tanah untuk penanaman padi harus sudah disiapkan sejak dua bulan penanaman. Pelaksanaanya dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan cara tradisional dan cara modern.
·
Pengolahan
tanah sawah dengan cara tradisional, yaitu pengolahan tanah sawa dengan
alat-alat sederhana seperti sabit, cangkul, bajak dan garu yang semuaya
dilakukan oleh nusia atau dibantu ooleh binatang misalnya, kerbau dan sapi.
·
Pengolahan
tanah sawah dengan cara modern yaitu pengolahaan tanah sawa yang dilaukan
dengan mesin. Dengan traktor dan alat-alat pengolahan tanah yang serba dapat
kerja sendiri.
1. PembersihanSebelum tanah sawa dicangkul harus dibersihkan lebih dahulu dari jerami-jerami
atau rumput-rumput yang ada. Dikumpulkan di satu tempat atau dijadikan kompos.
Sebaiknya jangan dibakar, sebab pembakaran jerami itu akan menghilangkan zat
nitrogen yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.
2. Pencangkulan
Sawah yang akan dicangkul harus digenagi air terlebih dahulu agar tanah menjjadi lunak dan rumput-rumputnya cepat membusuk. Pekerjaan pencangkulan ini dilanjutkan pula dengan perbaikan pematang-pematang yang bocor.
Sawah yang akan dicangkul harus digenagi air terlebih dahulu agar tanah menjjadi lunak dan rumput-rumputnya cepat membusuk. Pekerjaan pencangkulan ini dilanjutkan pula dengan perbaikan pematang-pematang yang bocor.
3. Pembajakan
Sebelum pembajakan, sawah sawah harus digenangi air lebih dahulu. Pembajakan dimulai dari tepi atau dari tengah petakan sawah yang dalamnya antara 12-20 cm. tujuan pembajakan adalah mematikan dan membenamkan rumput, dan membenamkan bahan-bahan organis seperti : pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos sehingga bercampur dengan tanah. Selesai pembajakan sawah digenagi air lagi selama 5-7 hari untuk mempercepat pembusukan sisa-sisa tanaman dan melunakan bongkahan-bongkahan tanah.
Sebelum pembajakan, sawah sawah harus digenangi air lebih dahulu. Pembajakan dimulai dari tepi atau dari tengah petakan sawah yang dalamnya antara 12-20 cm. tujuan pembajakan adalah mematikan dan membenamkan rumput, dan membenamkan bahan-bahan organis seperti : pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos sehingga bercampur dengan tanah. Selesai pembajakan sawah digenagi air lagi selama 5-7 hari untuk mempercepat pembusukan sisa-sisa tanaman dan melunakan bongkahan-bongkahan tanah.
4. Penggaruan
Pada waktu sawah akan digaru genangan air dikurangi. Sehingga cukup hanyya untuk membasahi bongkahan-bongkahan tanah saja. Penggaruan dilakukan berrulang-ulang sehingga sisa-sisa rumput terbenam dan mengurangi perembesan air ke bawah. Setelah penggaruan pertama selesai, sawah digenagi air lagi selama 7-10 hari, selang beberapa hari diadakan pembajakan yang kedua. Tujuannya yaitu: meratakan tanah, meratakan pupuk dasar yang dibenamkan, dan pelumpuran agar menjadi lebih sempurna.
Pada waktu sawah akan digaru genangan air dikurangi. Sehingga cukup hanyya untuk membasahi bongkahan-bongkahan tanah saja. Penggaruan dilakukan berrulang-ulang sehingga sisa-sisa rumput terbenam dan mengurangi perembesan air ke bawah. Setelah penggaruan pertama selesai, sawah digenagi air lagi selama 7-10 hari, selang beberapa hari diadakan pembajakan yang kedua. Tujuannya yaitu: meratakan tanah, meratakan pupuk dasar yang dibenamkan, dan pelumpuran agar menjadi lebih sempurna.
PENANAMAN
A. PemilihanBibit
Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan bibit di pesemaian. Bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur 25-40 hari (tergantung jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum pesemaian 2 atau 3 hari tanah digenangi air agar tanah menjadi lunak dan memudahkan pencabutan.
Caranya, 5 sampai 10 batang bibit kita pegang menjadi satu kemudian ditarik ke arah badan kita, usahakan batangnya jangan sampai putus. Ciri-ciri bibit yang baik antara lain:
• Umurnya tidak lebih dari 40 hari
• Tingginya kurang lebih dari 40 hari
• Tingginya kurang lebih 25 cm
• Berdaun 5-7 helai
• Batangnya besar dan kuat
• Bebas dari hama dan penyakit
• Tingginya kurang lebih dari 40 hari
• Tingginya kurang lebih 25 cm
• Berdaun 5-7 helai
• Batangnya besar dan kuat
• Bebas dari hama dan penyakit
Bibit yang telah dicabut lalu diikat
dalam satu ikatan besar untuk memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut
harus segera ditanam, jangan sampai bermalam.
Penanaman padi yang baik harus menggunakan larikan ke kanan dank e kiri dengan
jjarak 20 x 20 cm, hal ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan atau
pemupukan dan memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup
dan zat-zat makanan secara merata.
Dengan berjalan mundur tangan kiri
memegang bibit, tangan kanan menanam, tiap lubang 2 atau 3 batang bibit,
dalamnya kira-kira3 atau 4 cm. usahakan penanaman tegak lurus jangan sampai
miring. Usahakan penanaman bibit tidak terlalu dalam ataupun terlalu dangkal.
Bibit yang ditanam terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan akar dan anakannya
sedikit. Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah reba
atau hanyut oleh aliran air. Dengan demiikian jelas bahwa penanaman bibit yang
terlalu dalam maupun terlalu dangkal akan berpengaruh pada hasil produksi.
PEMELIHARAAN
A. Pengairan
Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi sawah. Masalah pengairan bagi tanaman padi sawah merupakan salah satu faktor penting yang harus mendapat perhatian penuh demi mendapat hasil panen yang akan datang. Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah adalah air yang berasal dari sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna untuk menambah kesuburan tanah dan tanaman. Air yang berasal dari mata air kurang baik untuk pengairan sawah, sebab air itu jernih, tidak mengandung lumpur dan kotoranMemasukan air kedalam sawah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
· Air yang dimasukan ke petakan-petakan sawah adalah air yang berasal dari saluran sekunder. Air dimasukan ke petakan sawah melalui saluran pemasukan, dengan menghentikan lebih dahulu air pada saluran sekunder.· Untuk menjaga agar genangan air didalam petakan sawah itu tetap, jangan lupa dibuat pula lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan lubang pembuangan tidak boleh dibuat lurus. Hal ini dimaksudkan agar ada pengendapan lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman. Apabila lubang pemasukan dan lubang pembuangan itu dibuat luru, maka air akan terus mengalir tanpa adanya pengendapan
.· Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air harus diperhatikan dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air hendaknya diatur dengan cara sebagai berikut:
ü Tanaman yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm.
ü Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga 10-20 cm.
ü Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya air dapat ditambah hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit demi sedikit.
ü Sepuluh hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat masak bersama-sama.
B. Penyiangandan Penyulaman
Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati harus segera diganti
(disulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabila penggantian
bibit baru jangan sampai lewat 10 hhari sesudah tanam. Selain penyulaman yang
perlu dilakukan adalah penyiangan agar rumput-rumput liar yang tumbuh di
sekitar tanaman padi tidak bertumbuh banyak dan mengambil zat-zat makanan yang
dibutuhkan ttanaman padi. Penyiangan dilakukan dua kali yang pertama setelah
padi berumur 3 minggu dan yang kedua setelah padi berumur 6 minggu.
C.
Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur makanan yang
dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Untuk tanaman padi, pupuk yang
digunakan antara lain:
1.
Pupuk
alam, sebagai pupuk dasar yang diberikan 7-10 hari sebelum tanaman dapat
digunakan pupuk-pupuk alam, misalnya: pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos.
Banyaknya kira-kira 10 ton / ha.
2. Pupuk
buatan diberikan sesudah tanam, misalnya: ZA/Urea, DS/TS, dan ZK. Adapun
manfaat pupuk tersebut sebagai berikut:
·
ZA/Urea
: menyuburkan tanah, mempercepat tumbuhnya anakan, mempercepat tumbuhnya
tanaman, dan menambah besarnya gabah.
·
DS/TS
: mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang pembungaan dan pembentukan buah,
mempercepat panen.
·
ZK
: memberikan ketahanan tanaman terhadap hama / penyakit, dan mempercepat
pembuatan zat pati.
D. PemberantasanHama dan Penyakit
·
Burung,
banyak yang menyerang padi sedang menguning, gunakan benda-benda untuk
menghalaunya.
·
Walang
sangit, penyerangan dilakukan saat padi masih muda, walang sangit dapat
diberantas dengan disemprot menggunakab DDT atau disuluh (dipasang lampu).
·
Tikus,
hewan yang satu ini dapat merugikan petani dengan jumlah besar kerena mereka
dapat merusak areal yang cukup luas dengan waktu yang tidak lama. Tikus dapat
diberantas dengan gropyokan atau dengan member umpan yang berupa ketela,
jagung dan sebagainya yang dicampur dengan phospit.
·
Ulat
serangga, serangga-serang itu bertelur pada daun, apabila menetas ulatnya
merusak batang dan daun. Cara pemberantasannya harus disemprot dengan obat-obat
insektisida, misalnya : DDT, Aldrin, Endrin, Diazinon dan sebagainya.
ads